Ramadhan 2022
Arsitektur Masjid Raya Gantiang Khas dari Beragam Negara, Bagian Atap Cina, Desain Bangunan Eropa
Masjid Raya Gantiang memiliki arsitektur yang khas dari beragam negara seperti Eropa, Cina, India dan Arab.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rizka Desri Yusfita
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Jadi bangunan tempat ibadah tertua di Kota Padang, Masjid Raya Gantiang memiliki arsitektur yang khas dari beragam negara seperti Eropa, Cina, India dan Arab.
Wakil ketua pengurus Masjid Raya Gantiang Almijum (43) mengatakan perpaduan arsitektur ini tidak terlepas dari beragam etnik yang terlibat dalam pengerjaannya.
"Pada bagian atap itu pengerjaannya dilakukan oleh etnis Cina, sehingga terlihat ciri khas kuil atau Viara di atapnya," terang Almijum.
Baca juga: Mengenal Masjid Raya Gantiang di Kota Padang, Sumbar: Kemedikbud RI Tetapkan sebagai Cagar Budaya
Baca juga: Daftar Nama Penceramah Ramadhan 1443 H di Masjid Raya Gantiang Kota Padang
Baca juga: Kegiatan Keagamaan di Masjid Raya Gantiang Padang Ramadhan 2022, Ceramah hingga Bagi Takjil Gratis
Atap masjid katanya bertumpang lima dengan atap lapis pertama hingga keempat berbentuk segi empat. Sedangkan atap keempat dan kelima berbentuk segi delapan.
Turut ada andilnya etnis Cina dalam pembangunan ini disebabkan oleh bantuan dari etnis Cina yang dipimpin Kapten Lou Chianko (Kapitan Cina ke-10).
Kapten Lou ikut mengarahkan tukang Cina untuk mengerjakan atap segi delapan yang merupakan ciri khas atap bangunan vihara.
Selain kubah, tukang etnis Cina juga menggarap mihrab, mimbar, dan tempat bilal.
"Kalau untuk bangunan masjid sendiri itu sepertinya dari Eropa," bebernya.
Hal itu dilihat dari desain bangunan bagian luar secara keseluruhan.
Bangunan masjid terlihat dibagi menjadi tiga bagian yaitu serambi depan, serambi samping, dan ruang utama.
Sedangkan gerbang dan pintu menurutnya berasal dari Arab melihat arsitekturnya. (*)