Ramadhan 2022
Mengenal Masjid Raya Gantiang di Kota Padang, Sumbar: Kemedikbud RI Tetapkan sebagai Cagar Budaya
HINGGA saat ini keberadaan Masjid Raya Gantiang diperkirakan merupakan yang rumah ibadah terbilang tua di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Emil Mahmud
Pada awal masjid dibangun, lantai terbuat dari batu namun pada 1900 lantai diganti dengan keramik yang secara keseluruhan diselesaikan pada Tahun 1910.
Pada tahun yang sama Belanda membuka jalan baru melewati tanah wakaf Masjid Raya Gantiang sebagai kompensasinya Belanda membantu membangun bagian depan masjid yang mirip benteng.
Pada Tahun 1960 dilakukan pemasangan keramik pada dinding ruang utama dan 25 tiang yang ada di dalamnya.
Selanjutnya, pada Tahun 1967 selesai dibangun dua menara di sebelah kanan dan kiri masjid.
Pada Tahun 1974 tempat bilal yang merupakan bangunan panggung segi empat dibongkar oleh pengurus masjid karena dengan adanya listrik dan pengeras suara bangunan dianggap sudah tidak berfungsi lagi.
Baca juga: Kegiatan Keagamaan di Masjid Raya Gantiang Padang Ramadhan 2022, Ceramah hingga Bagi Takjil Gratis
Dampak Gempa 2009
Pasca gempa 2009, bangunan masjid ini mengalami kerusakan berat, kemudian direnovasi menggunakan sumbangan dari Bank Mandiri.
"Renovasi meliputi langit-langit, dinding tembok bagian depan mihrab, sebagian lantai bagian depan, langkan tembok atas bagian luar (halaman), tiang" kata Almijum.
Renovasi tiang terdiri dari tiang lama dicor kembali, sehingga ukurannya lebih besar dari tiang yang semula (asli), semua tiang mengalami renovasi.
Hanya sebagian lantai yang mengalami perubahan, bagian depan, sekitar tiang.
"Untuk lantai yang rusak diganti dengan yang baru, tapi dengan bentuk dan motif yang sama seperti aslinya, lantai ini dipesan dari Yogyakarta," terangnya.
Sementara itu ruang bagian serambi tidak mengalami banyak renovasi sekaligus perubahan sisi bangunan rumah ibadah tersebut.(TribunPadang.com/Rahmat Panji)