Melihat Mimbar Berusia 2 Abad di Masjid Jamik Mandiangin Bukittinggi, Dibangun Bersamaan Masjid
Terletak di bagian paling depan masjid, mimbar ini ternyata sama tuanya dengan Masjid Jamik Mandiangin.
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: afrizal
Terkait arsitektur, mimbar masjid ini secara keseluruhan berbeda jauh dengan mimbar masjid pada umumnya.
Jika mimbar masjid yang biasa ditemui dimasuki khatib dari belakang atau samping, mimbar ini dimasuki dari depan.
Kemudian mimbar masjid pada umumnya dibuat dengan bahan kayu sehingga mudah dipindahkan.
Bangunannya sendiri dibuat beranjung sehingga terdapat tangga pada bagian depan mimbar.
Tangga dipergunakan oleh khatib untuk naik ke atas mimbar jika hendak berkhotbah.
"Karena mimbar nabi seperti ini, dan dibuat seperti ini untuk mengikuti mimbar nabi (Nabi Muhammad SAW)," terangnya.
Untuk ornamennya sendiri, mimbar ini memiliki ukiran timbul dengan motif tumbuhan di bagian samping bawahnya, dan motif akar pada bagian atas.
Terdapat lafadz 'Allahuakbar' di bagian dalam atas dan lafadz tulisan Allah di bagian paling atas mimbar.
Mimbar ini memiliki enam tiang yang memisahkan antara bagian atas dan bagian bawah.
Warnanya sendiri perpaduan hijau, emas kecoklatan cokelat dengan lantar putih.
Hingga saat ini, oleh pengurus masjid mimbar ini belum pernah direnovasi atau dirombak.
Sejauh ini, pihaknya hanya melakukan pengecatan ulang terhadap mimbar agar terlihat baru lagi.
Dimuseumkan
Pasca renovasi besar-besaran yang sedang berlangsung saat ini, mimbar ini nantinya bakalan dimuseumkan oleh pengurus masjid.
Heru menuturkan pihaknya tak lagi menggunakan mimbar ini pada bangunan baru masjid yang sedang dibangun lantaran tak dapat dipindahkan.
"Mimbarnya berat, jadi sangat tidak mungkin kami angkat kebangunan baru Masjid Jamik Mandiangin nanti," terangnya.
Ia memastikan, pengurus masjid tak akan merobohkan mimbar ini karena menjadi peninggalan masjid satu-satunya.
"Ini sudah kesepakatan kami, pengurus dan semua untuk untuk tidak menghancurkannya," tegasnya. ()