Bolehkah Bertanya Tentang Dosa-dosa Masa Lalu pada Pasangan? Ustaz Khalid Basalamah Beri Penjelasan
Pertanyaan tentang masa lalu pasangan memang kerap dianggap sebagai topik obrolan yang sensitif. Bagaimana menyikapi pertanyan tersebut?
TRIBUNPADANG.COM - Kejujuran dan keterbukaan merupakan kunci hubungan yang harmonis.
Ketika kita menjalani sebuah hubungan, dua hal tersebut harus ditanamkan sejak awal, terlebih jika memutuskan untuk menikah.
Biasanya seseorang akan mencari tahu segala hal tentang pasangannya agar mengenal lebih dekat.
Mulai dari kebiasaan, hal yang disukai dan tidak disukai, hingga masa lalu pasangan.
Sayangnya, obrolan mengenai masa lalu kerap dianggap sebagai topik obrolan yang sangat sensitif.
Baca juga: Ustaz Syafiq Riza Basalamah Jelaskan Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Meminta Maaf
Baca juga: Ustaz Khalid Basalamah Jelaskan Pentingnya Memaafkan Orang Lain dan Berlapang Dada
Karena tidak sedikit orang-orang melakukan dosa di masa lalu, dan tidak ingin membahas kembali hal tersebut.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Barangsiapa yang menutupi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesusahan seorang muslim maka Allah akan mengangkat darinya dengan sebab amalan tadi kesusahannya kelak pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi cela saudaranya muslim maka Allah akan menutupi aibnya kelak pada hari kiamat." [HR Bukhari no: 2442. Muslim no: 2580].
Lantas bagaimana menyikapi pasangan yang bertanya mengenai dosa-dosa masa lalu?
Dikutip dari tayangan Youtube Khalid Basalamah Official, Ustaz Khalid Basalamah mengatakan bahwa tidak ada kewajiban kita menjelaskan hal tersebut.
Baca juga: Bagaimana Hukum Mengambil Barang Temuan? Berikut Penjelasan Ustaz Adi HIdayat
Baca juga: Istri Boleh Menggugat Cerai Suami Jika Lakukan Hal Berikut, Ustaz Khalid Basalamah Beri Penjelasan
"Cukup bilang itu antara saya dan Allah, dan itu tidak mau saya bahas lagi. Bisa dibahasakan seperti itu." ujar Ustaz Khalid Basalamah.
Seorang suami atau istri tidak ada hak untuk memaksa pasangannya mengatakan pelanggaran di masa lalu.
Walaupun sebenarnya boleh bertanya agar menenangkan hati mereka, namun tidak perlu secara rinci.
Sementara kita yang ditanya juga boleh saja menjawab namun hanya sekedar kesalahannya saja.
Sehingga pertanyaan kapan, dimana dan dengan siapa itu tidak perlu dibahas.
(*)