Berita Populer Sumbar
POPULER SUMBAR: Tiga Kasus Bunuh Diri di Sijunjung, Bunga Rafflesia Mekar Sempurna, Ritual IKN
Tiga kasus bunuh diri terjadi di Kamang Baru Sijunjung masuk dalam berita Populer Sumatera Barat,bunga rafflesia di Agam dan ritual IKN.
Dari jalan lintas menuju pintu masuk cagar alam berjarak sekitar satu kilometer dan kendaraan motor bisa masuk hingga pintu.
Dari pintu berjalan lagi sekitar 300 hingga 500 meter dengan sedikit tanjakan ke lokasi mekarnya bunga rafflesia ini.
Di lokasi, terlihat bunga tersebut mekar di lereng perbukitan yang masuk ke dalam gugusan bukit barisan.
Kedua bunga ini mekar di lokasi berbeda dengan jarak sekitar 200 meter.
Di sekitar bunga terlihat beberapa bunga rafflesia lainnya yang sudah mati dan menebus. Namun juga ditemukan bunga yang baru tumbuh.
Untuk ukuranya sendiri, dari ujung ke ujung kelopak kedua bunga raflesia ini berukuran sekitar 60 centimeter.
Baca juga: Alasan Gubernur Sumbar Mahyeldi Bawa Air di Kaki Gunung Talang & Tanah Pasaman Barat ke Lokasi IKN
Baca juga: Bawa Tanah Pasbar dan Air Kaki Gunung Talang di Ritual Kendi IKN, Kenapa Harus dari Daerah Itu?
3. Bawa Tanah Pasbar dan Air Kaki Gunung Talang di Ritual IKN, Kenapa Harus dari Daerah Itu?
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar) Gusrizal Gazahar pertanyakan alasan Gubernur Sumbar bawa tanah dari Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dan Air kaki gunung talang pada acara ritual kendi Nusantara di titik nol kilometer Ibu Kota Nusantara (IKN), Senin (14/3/2022).
Pada acara yang berlangsung di Kalimantan Timur itu Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah datang dengan membawa tanah dan air dar beberapa daerah di Sumbar sesuai dengan perintah yang diberikan Presiden Indonesia.
"Kenapa tanahnya dan airnya harus dari daerah tertentu," tanyanya Selasa (15/3/2022).
Dari pandangannya kalau memang Gubernur Sumbar mendapat mandat untuk menyatukan tanah Sumbar dengan lainnya kenapa harus dipilih tanah dari Pasaman Barat.
"Kenapa tidak tanah di depan kantor gubernur saja, kalau benar ingin menyatukan air dari Sumbar dengan daerah lainnya kenapa air dari Bukit Gadang yang diambil," katanya.
Kalau niatnya hanya menyatukan ambil saja air di sumur di belakang dapur kantor gubernur. Apa yang menjadi alasan Gubernur Sumbar memilih tempat tertentu ini yang jadi tanda tanya menurut Gusrizal.
"Sudahlah, kalau memang mau berpolitik, berpolitiklah. Tapi aqidah tentu harus tetap dijaga terlebih Gubernur Sumbar sering dipanggil Buya juga," sebutnya.
Menurut Gusrizal kalau seandainya alasan air dari suatu daerah dipilih itu jernih kenapa Tidka air dari Gunung Pangilun Kota Padang saja yang dibawa.
Ia berharap Mahyeldi jangan mencari alasan terus setiap ada polemik, bahkan setiap yang dikatan ulama sering dicarikan jalan keluar.
"Apakah tidak ritual itu, masyarakat bisa lihat videonya benar atau tidak yang dikatan oleh gubernur Sumbar itu apakah ada ritual atau tidak," terangnya bahwa dalam aspek budaya seperti dalam video yang banyak beradar memiliki nilai-nilai mistis.
Dari video yang sudah menyebar luas terkait acara tersebut, Gusrizal berharap masyarakat bisa menilai apakah ada ritual yang terjadi saat peresmian kemarin.
"Terserah masyarakat ingin menilai seperti apa, tapi bisa dilihat bagaimana video yang beredar. Saya rasa masyarakat bisa menilainya," Kata Gusrizal karena masyarakat juga memiliki hak untuk menilai sendiri melalui fakta yang ada.
Sebagai ketua MUI Sumbar, Gusrizal mengatakan bahwa tugasnya hanya menasehati, karena nantinya masing-masing manusia nantinya akan bertanggung jawab nantinya dihadapan Allah SWT.
"Kalau indak namuah terserah, kalau lai namuah Alhamdulillah. Saya sudah menghubungi Gubernur Sumbar melalui WhatsApp untuk mengingatkan," sebutnya.
Selain Mahyeldi, Gusrizal mengaku juga sudah menghubungi via WhatsApp Infokom pemprov Sumbar namun tidak merespon.
"Saya sudah WA Gubernur Sumbar dan infokomnya untuk menyampaikan bahwa tidak setuju, tapi entah sudah berangkat atau belum waktu itu saya tidak tahu. Yang jelas ketika saya mendapat kabar sudah saya sampaikan," sebutnya. (*)