Berita Populer Padang
POPULER PADANG: Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia, Korban Meninggal di Air Terjun Ngungun Tarak
Simak berita Populer Padang selama 24 jam terakhir yang tayang di TribunPadang.com. Ada berita pelatihan kader udara bersih Indonesia.
TRIBUNPADANG.COM - Simak berita Populer Padang selama 24 jam terakhir yang tayang di TribunPadang.com.
Ada berita pelatihan kader udara bersih Indonesia dan korban meninggal dunia di air terjun Ngungun Tarak.
Simak berita selengkapnya:
1. Hari Ketiga Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia, Peserta Diajak Uji Organisme & Keterikatan Tanah
Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia bersama Yayasan Field (Farmer’s Initiatives for Ecological Livelihoods, and Democracy) sudah memasuki hari ketiga, Sabtu (12/3/2022).
Peserta berjumlah 41 kader yang beradal dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Sejak pagi para peserta sudah berkumpul di Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatera Barat (UPTD BPPP), Jalan Raya Padang Indarung Km 8 Bandar Buat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Baca juga: Kader Udara Bersih Indonesia Asal Sumbar dan Aceh Berkumpul di Padang, Latihan Bareng Sepekan
Baca juga: Yayasan Field Gelar Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia untuk Mitigasi Perubahan Iklim
Pantauan TribunPadang.com terlihat para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan.
Mulai mendengarkan materi hingga melakukan praktek di lapangan.
Materi pada hari ini terkait uji sekop untuk melihat sejauh mana akar tumbuhan masuk ke dalam tanah sebagai media untuk tanaman.
Ada beberapa pengujian yang dilakukan dari uji sekop, uji jatuhnya untuk melihat keterikatan tanah, dan uji organisme tanah.
Salah satu peserta yang berasal dari Desa Durian Kawan, Kecamatan Kluet, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, Sukardi mengaju sangat antusias dengan pelatihan ini.
"Kalau dari Provinsi Aceh, kami ada utusan dari tiga Kabupaten. Sekitar 18 orang kami diutus untuk mengikuti Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia," kata Sukardi.
Sukardi menjelaskan peserta yang hadir mengikuti pelatihan yang diutus ada masing-masing sebanyak enam orang dari Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, dan Aceh Barat.
"Kalau di desa kami itu, petaninya sudah milenial yang artinya sudah mengandalkan dari hasil sawit. Sebanyak 80 persen tanahnya itu sudah ditanami sawit untuk Aceh Selatan," katanya.
Selain itu juga ada lahan persawahan dengan musim tanam dua kali dalam setahun.
Di samping itu juga ditanam jagung.
"Kalau daerah pantai barat selatan 65 persen adalah sawit. Selain itu juga ada karet. Sedangkan untuk buah pala itu ada di kawasan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan," katanya.
Selama tiga hari ini peserta telah melakukan beberapa uji coba pelatihan.
Hari ini peserta juga mendalami terkait mikroorganisme tanah, seperti melihat makhluk hidup di dalam tanah dan bau tanahnya bagaimana,
"Harapan dari pelatihan ini, kalau kami dari Aceh Selatan mengharapkan sistem petani yang maju seperti memakai pupuk organik. Kemudian hindari penebangan dan pembakaran lahan," ujarnya.
Ia berharap selama 25 tahun ke depan tanah di daerah asalnya masih subur dan masih bagus sehingga dapat ditanami untuk berkebun.
"Namun, kalau kita ikuti sistem pertanian sekarang ini. Seperti sistem bakar dan menggunakan pupuk kimia. Itu 25 tahun ke depan untuk anak cucu kita tidak ada yang bisa ditanami," katanya.
Ia berharap, petani yang ada di kawasan Aceh Selatan bisa lebih maju setelah mengimplementasikan materi pelatihan ini.
Aryani Kodriyana selaku asisten instruktur dalam Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia, mengatakan ada beberapa kegiatan pada hari ini.
"Hari ini kita melakukan uji sekop untuk melihat keterikatan tanah. Jadi dipotong tanah seperti kue, kemudian kita lihat lapisannya. Sampai sejauh mana akar masuk ke dalam tanah," kata Aryani Kodriyana.
Selain itu juga dilakukan pengamatan tanah dan bau tanah. Selanjutnya dilakukan uji jatuh dengan membanting tanah yang sudah dipotong setinggi 1 meter.
Hal itu untuk melihat sampai sejauh mana tanah itu terburai, semakin padat tanah itu tandanya semakin sehat tanahnya.
"Selanjutnya dilakukan penghitungan organisme tanah. Tanah yang sehat itu tanah yang memiliki banyak organisme. Sesungguhnya ada siklus makan memakan dan kalau semakin lengkap akan semakin baik," katanya.
Pengujian itu dilakukan di lokasi lahan yang tidak diolah dan satu lagi yang sudah diolah.
Aryani Kodriyana yang juga sebagai fasilitator Provinsi Riau dalam program ini berharap peserta memahami apa yang diberikan dalam pelatihan.
"Semoga materi ini bermanfaat bagi dirinya untuk bisa mengamati lingkungannya sendiri, dan bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi kondisi lingkungannya," ujar Aryani Kodriyana.(*)
Baca juga: Hari Kedua, Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia, Para Peserta Antusias Ikuti Kegiatan Outdoor
2. Korban Meninggal Dunia di Air Terjun Ngungun Tarak Dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang
Korban terseret arus dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Padang, Jumat (11/3/2022).
Satu orang warga dilaporkan hanyut di kawasan Air Terjun Ngungun Tarak, Air Dingin, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Korban diketahui bernama Farid berusia 23 tahun warga Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar.
Baca juga: BREAKING NEWS Seorang Lelaki Dilaporkan, Terseret Arus di Pemandian Air Terjun Ngungun Tarok, Padang
Baca juga: Faris, Identitas Lelaki di Padang Terseret Arus, di Pemandian Air Terjun Ngungun Tarak, Koto Tangah
Ia dilaporkam hanyut terbawa arus pada saat berenang di pemandian Air Terjun Ngungun Tarak sehingga dilakukan pencarian.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Padang, Basril, mengatakan bahwa korban sudah berhasil ditemukan dengan kondisi meninggal dunia.
Baca juga: Korban Meninggal Dunia di Air Terjun Ngungun Tarak Dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang
"Saat ini korban sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit Bhayangkara Padang," kata Basril.
Sebelumnya, Kepala Seksi Operasi & Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang, Octavianto, mengatakan korban sudah berhasil ditemukan.
Baca juga: Populer Sumbar: Warga Tanah Datar Tewas Hanyut hingga Batang Ombilin Rafting Festival 2022
Baca juga: Populer Sumbar: Perahu Hilang Kontak di Mentawai, Petani Hanyut di Padang Pariaman Ditemukan
"Terkait dengan kondisi membahayakan manusia, pukul 21.30 WIB korban sudah ditemukan oleh tim SAR Gabungan dan relawan," kata Octavianto.
Ia mengatakan, lokasi evakuasi sangat jauh dan harus menuruni tebing serta tidak ada sinyal untuk bsrkomunikasi.
Baca juga: Kronologi Penemuan Jasad Petani yang Hanyut di Padang Pariaman, Keluarga Sempat Histeris
"Korban dievakuasi dengan kantong mayat menuju lokasi terdekat yang dijangkau mobil ambulans agar dibawa ke rumah sakit," katanya. (*)