Gempa Guncang Pasaman Barat
Kisah Nenek Syamsaar Mengungsi di Halaman Rumah Dinas Bupati Pasbar, Tak Nafsu Makan Trauma Gempa
Syamsaar nenek 88 tahun merupakan seorang pengungsi gempa yang berada di halaman rumah dinas Bupati Pasaman Barat
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Mona Triana
"Badan sudah tidak prima lagi, pinggang saya juga sudah tak kuat," lanjut dia.
Baca juga: Setelah Tim Advance TRC, PT Semen Padang Kirim Tim Medis, dan Logistik ke Lokasi Gempa Pasaman Barat
Baca juga: Rutan Padang Fasilitasi Coffee Morning Bersama, dan Kooordinasi Aparat Penegak Hukum Se-Kota Padang
Syamsaar mengatakan selama ia hidup, gempa pada Jumat (25/2/2022) pagi itu adalah gempa paling dahsyat yang pernah ia rasakan.
Lebih lanjut ia menyampaikan, saat gempa berkekuatan M 6,2, ia tengah berada di rumah anaknya.
Ia memperkirakan jaraknya hanya 200 meter.
Baca juga: Seorang Bayi di Kabupaten Agam Terluka Tertimpa Plafon Rumah Akibat Gempa Pasaman Barat
"Biasanya kegiatan sehari-hari saya ya begitu, ke rumah anak, atau anak yang mengunjungi saya," tutur dia.
Syamsaar terus berdoa agar tidak ada lagi gempa susulan yang terjadi.
Kepada pemerintah Syamsaar berharap segera dirikan tenda yang memadai untuk beristirahat, karena saat ini ruangan di samping rumah dinas bupati ditakutkan rubuh karena gempa susulan beberapa kali terjadi. (*)