Gempa Guncang Pasaman Barat
Gempa Guncang Pasaman Barat, Siswa SMK 1 Kinali Berhamburan ke Luar Ruangan, Ada yang Nangis
Gempa bermagnitudo 6,2 mengguncang Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022). Gempa terjadi pukul 08.39 WIB dengan lokasi 17 Km Timur Laut
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gempa bermagnitudo 6,2 mengguncang Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022).
Gempa terjadi pukul 08.39 WIB dengan lokasi 17 Km Timur Laut Pasaman Barat.
Gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Seorang guru di Pasaman Barat Rani Aprianti mengatakan gempa yang terjadi mengagetkan warga sekolah SMK 1 Kinali Pasaman Barat.
“Siswa SMK di sini lari berhamburan, panik semua, beberapa ada yang nangis-nangis, bahkan gurunya juga, karena mengingat keluarga di rumah,” kata Rani.
Dia mengatakan gempa terjadi sekitar 3 menit.
“Beberapa staf di sekolah juga sudah ada yang pulang, karena rumahnya roboh.”
“Tapi siswa masih belum bisa dipulangkan, karena takutnya dijalanan ramai dan macet. Dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan,” tutupnya.
Baca juga: Detik-Detik Gempa di Pasaman Barat, Getarannya Kencang, Semua Bergetar dan Ada Suara Gemuruh
Baca juga: Detik-Detik Gempa Pasaman Barat, Romi: Belum Juga Masuk Rumah, Gempa Lagi
Baca juga: Pasca Gempa yang Berpusat di Pasaman Barat, 304 Siswa SDN 17 Kampung Baru Pariaman Dipulangkan
Detik-Detik Gempa di Pasaman Barat, Getarannya Kencang, Semua Bergetar dan Ada Suara Gemuruh
Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar).
Seorang guru di Pasaman Barat, Rani Aprianti menceritakan detik-detik saat terjadinya gempa yang membuat mereka panik dan berhamburan ke luar sekolah.
Ia merasakan gempa besar terjadi sebanyak dua kali.
“Saat gempa 5,2 SR, itu sudah lumayan panik tapi siswa berusaha ditenangkan guru. Setelah itu sudah masuk lagi ke dalam, namun sebagian masih ada yang di luar,” kata Rani.
Beberapa menit setelah gempa berkekuatan 5,2 SR, ternyata ada gempa yang lebih besar mengguncang.
“Getarannya benar-benar kencang, semua bergetar, ada suara gemuruh dan kaca kayak mau pecah, anak-anak panik lagi kemudian mereka ada yang nangis, pingsan, ada yang tergesa-gesa berlari hingga terjatuh sampai lututnya berdarah,” ungkap Rani.