Varian Omicron di Sumbar
Omicron Masuk Sumbar, Kepala Lab FK Unand Andani Minta Pemda Tingkatkan Kewaspadaan
Per hari ini saya dapat informasi Omicron cukup berbahaya, hati-hati saja, apalagi kita yang fasilitasnya kacau balau
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Covid-19 varian Omicron sudah masuk ke Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Masyarakat diminta untuk tak lengah menjaga protokol kesehatan (prokes) secara lebih ketat.
Sementara Pemprov Sumbar diminta tetap terus mengetatkan kewaspadaan.
Baca juga: 15 Kasus Omicron Ditemukan Serentak di Sumbar, Kepala Lab FK Unand: Pelaku Perjalanan dari Jakarta
Baca juga: Omicron Masuk Sumbar, Epidemiolog Tekankan Pentingnya Sense of Emergency Kepala Daerah
"Per hari ini saya dapat informasi Omicron cukup berbahaya, hati-hati saja, apalagi kita yang fasilitasnya kacau balau," ungkap Kepala Laboratorium FK Unand, Andani Eka Putra, Kamis (27/1/2022) siang.
Andani mengatakan tadi pagi pihaknya melakukan pengujian sampel spesimen.
Dari 31 sampel terkonfirmasi positif, 15 di antaranya adalah varian Omicron.
"Kita tes, ada 31 positif, dari Sumbar ada 14 Omicron, satu lagi dari luar provinsi, total 15 kasus Omicron ditemukan," jelas Andani.
Andani meminta semua pihak tidak usah panik, cemas, santai saja, dan tetap menjalankan protokol kesehatan.
"Yang penting waspada, kalau tidak ada tindakan langsung Pemprov, akan jadi berat," tutup Andani.
Sense of Emergency
Masuknya Omicron ke Sumbar ditanggapi ahli epidemiolog Unand Defriman Djafri.
Baca juga: Kasus Varian Omicron Belum Terdeteksi di Pariaman, Dinkes Ingatkan Masyarakat Patuh Prokes
Baca juga: Omicron Masuk Sumbar, Gubernur dan Beberapa OPD Kunker ke Jawa Tengah, Jajaki Kerja Sama
Ia menekankan pentingnya penanganan pasien Covid-19 dengan prinsip rasa darurat atau "sense of emergency".
Selain itu kewaspadaan dilakukan dengan deteksi secara dini, pelacakan masif yang diikuti isolasi yang terpusat dibawah pengawasan dalam rangka pengendalian.
"Strategi pengendalian itu sama saja tidak ada yang berubah, yang terpenting kepedulian dan sense of emergency kepala daerah dan perangkatnya," kata Defriman Djafri, Kamis (27/1/2022).