Berita Omicron
Lonjakan Omicron Ganggu Psikologis Pengusaha, Sarman : Kami Tak Mau Tarik Rem Lagi dan Terapkan PPKM
Adanya gejala lonjakan kasus varian Omicron yang diprediksi terjadi Februari-Maret 2022 mendatang sempat mengganggu psikologis pengusaha.
TRIBUNPADANG.COM - Adanya gejala lonjakan kasus varian Omicron yang diprediksi terjadi Februari-Maret 2022 mendatang sempat mengganggu psikologis pengusaha.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sarman Simanjorang, dikutip, Senin (17/1/2022) hari ini.
"Rasa kekhawatiran kami (pengusaha) pasti ada. Karena bagaimanapun kami tidak mau pemerintah menarik rem kembali dan menerapkan PPKM yang lebih darurat," tutur Sarman.
Menurutnya, aturan yang lebih ketat menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha.
Baca juga: Keragaman pada Teks “Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak”
Sarman menjelaskan pembatasan mobilitas berakibat pada terbatasnya ruang gerak bisnis dan dunia usaha.
"Ini menjadi catatan penting. Kami dari dunia usaha mendukung sekali berbagai langkah-langkah antisipatif pemerintah," terangnya.
Ia menekankan seluruh pihak harus berjuang bersama menghadapi gelombang ketiga varian Omicron.
Baca juga: Tahun 2021, PT Semen Padang Salurkan Dana Community Development Sebesar Rp18,36 M

Baca juga: Vaksinasi Sudah di Atas 70 Persen, Sumbar Fokus Percepat Dosis Kedua
Sarman menyebut kalangan usaha berupaya menjaga agar gairah ekonomi di tahun 2022 semakin produktif mengarah ke pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Pemerintah, terangnya, harus merencanakan skenario yang tidak merugikan pengusaha tetapi juga menahan laju penularan Covid-19.
"Pelaku usaha menyampaikan apresiasi kepada pemerintah karena kepercayaan terhadap masa depan ekonomi kita yang lebih baik," imbuh Sarman.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja berharap prediksi pemerintah puncak kasus Omicron di Februari-Maret tidak berdampak kepada dunia usaha.
Pusat perbelanjaan berharap kondisi usaha para tennant dengan adanya lonjakan Covid- 19 varian Omicron tidak lebih berat dari Delta.
Dirinya memaparkan bahwa masyarakat Indonesia maupun pemerintah saat ini jauh lebih siap untuk menghadapi penyebaran varian baru dari Covid-19 ini.
Itu disebabkan, tingkat vaksinasi sudah relatif tinggi dan ditargetkan mencapai 70 persen dari populasi pada bulan Maret / April 2022 mendatang.
"Sampai dengan saat ini penyebaran Covid-19, varian Omicron masih belum berdampak secara signifikan terhadap kondisi usaha Pusat Perbelanjaan. Kami masih belum melakukan revisi atas target usaha tahun 2022," ujar Alphonzus.
Ia menilai Omicron juga belum tentu varian yang terakhir, artinya masih ada banyak kemungkinan-kemungkinan lonjakan kasus lainnya.
Di tengah ketidakpastian tersebut, Alphonzus menegaskan bahwa tidak mungkin masyarakat tidak melakukan kegiatan.