Detik-detik Banjir dan Longsor Terjang Galugua Lima Puluh Kota, Datang saat Warga Tidur Lelap
Bencana itu memporak-porandakan sarana dan prasana umum, infrastruktur jalan dan jembatan di kawasan itu.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
"Malam itu warga mengungsi ke rumah yang lebih tinggi," jelas Mar Efendi.
Ada kesulitan yang dialami warga saat itu.
Suasana malam dan listrik mati, banjir datang secara tiba-tiba.
Untung masih ada warga yang belum tidur.
Maka bisa diimbau langsung untuk mengungsi.
Jaringan telekomunikasi juga tidak ada. Warga hanya bisa memanfaatkan wifi di kantor wali nagari setempat.
"Di sini umumnya sekali setahun dilanda banjir dan longsor. Yang terparah dan terdampak masyarakat ya sekarang," ungkap Mar Efendi.
Setiap hujan, warga tidak bisa keluar dari Galugua.
Jarak dari Galugua ke kecamatan sekitar 36 Km.
Sepanjang 12 Km jalan yang berada di Nagari Galugua sulit diakses.
Jika hujan bisa ditempuh dalam waktu 12 jam.
"Sudah mulai diperbaiki, tapi belum keseluruhan, dilakukan bertahap," terang Mar Efendi.
Ia berharap pemerintah sedikit saja memprioritaskan pembangunan di Galugua terutama akses jalan.
Kemudian jika ada normalisasi sungai Batang Kampar, banjir bisa diantisipasi lebih awal.
Sebab, meluap sedikit saja, langsung menerjang perkampungan di Galugua.
Kondisi sekarang air sudah mulai surut dan warga mulai melakukan pembersihan
"Masyarakat butuh sembako. Masyarakat tidak bisa kerja selama bencana."
"Selain itu kini masyarakat masih dilanda rasa khawatir, cuaca belum stabil, masih was-was."
"Warga belum berani meninggalkan rumah untuk bekerja," ungkap Mar Efendi. (*)