Curhat Pembudidaya Ikan Keramba Jaring Apung Maninjau, Nazirwan Ngaku Rugi Ratusan Juta Rupiah

NAZIRWAN, seorang pembudidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di Tanjung Raya Kabupaten Agam mengaku telah rugi hingga Rp 800 juta menyusul ikan milik

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA/DOK.PRIBADI NAZIRWAN
Terlihat tumpukan ikan KJA yang mati secara massal, beberapa hari yang lalu. Ikan yang mati tersebut adalah milik Nazirwan, seorang warga Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). 

NAZIRWAN, seorang pembudidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di Tanjung Raya Kabupaten Agam mengaku telah rugi hingga Rp 800 juta atau ratusan juta.

Kerugian yang dialaminya, menyusul ikan miliknya mati massal ikan di tambak semenjak Senin (13/12/2021).

Pasalnya, Nazirwan mengatakan, sekira 4 ton ikan miliknya mendadak mati massal beberapa hari belakangan.

"Kebetulan sebagian dapat kita masukan ke peti es, dan masih bisa dijual walaupun dengan harga yang murah," ucap Nazirwan, Rabu (15/12/2021).

Dikatakannya, sekitar 30 persen dari ikannya yang mati itu akan dialihkan ke kolam lele yang juga miliknya.

"Jadi ikan yang sudah mati itu, saya jadikan makan untuk Ikan Lele," kata Nazirwan.

Nazirwan kemudian mengaku punya 8 petak KJA, dan sudah mengalami kematian massal ikan sebanyak dua kali pada 2021 ini.

"Dalam Tahun 2021, sudah 2 kali mengalami hal ini, yang pertama saat bulan puasa kemarin, tepatnya menjelang lebaran," imbuh Nazirwan.

Baca juga: Sudah 30 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Maninjau, Edi Netrial: Terbaru di Galapuang dan Tanjungsani

Nazirwan melanjutkan, kerugian saat bulan puasa kemarin lebih banyak dari yang ia alami sekarang.

"Kemarin banyak ruginya, puluhan ton, dan tidak bisa dijual sama sekali," tambah Nazirwan

Sedangkan kata dia, saat itu untuk mengangkat dan menguburkannya juga tak mampu karena terlalu banyak ikannya yang mati.

Di lain hal, ia berasumsi bahwa kedepannya petani keramba ini akan terseleksi secara alam.

"Mungkin, banyaknya kerugian akan takut untuk mengisi petak KJA, untuk selanjutnya mungkin akan berkurang," ulas Nazirwan.

Namun untuk beralih profesi, ia pribadi mengaku tidak ada alternatif mata pencaharian.

"Orang Maninjau itu lautnya itu hanya danau, kalau menghadap ke belakang langsung bukit, tak banyak lahan yang bisa dijadikan sawah atau ladang," terang dia.

Baca juga: Update Ikan KJA Maninjau Mati Massal Capai 552 Ton, Kerugian Ditaksir Rp 11 Miliar Lebih

Terlihat tumpukan ikan KJA yang mati secara massal,  beberapa hari yang lalu. Ikan yang mati tersebut adalah milik Nazirwan, seorang warga Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Terlihat tumpukan ikan KJA yang mati secara massal, beberapa hari yang lalu. Ikan yang mati tersebut adalah milik Nazirwan, seorang warga Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). (ISTIMEWA/DOK.PRIBADI NAZIRWAN)

Baca juga: Update Tambahan 10 Ton Ikan Keramba Jaring Apung Mati Massal di Nagari Koto Gadang, Total 362 Ton

"Lahan untuk mencari makan di salingka Danau Maninjau ini tidak banyak," tukas dia.

Jadi, dengan adanya usaha ikan KJA ini sangat banyak membantu perekonomian masyarakat sekitar.

Atas kejadian ikan mati massal ini, dirinya semakin terlatih untuk membaca tanda-tanda alam.

Misalnya, ungkap Nazirwan dalam hal membaca dan memperhitungkan siklus alam.

"Contohnya di tempat saya, 4-5 bulan yang lalu saya tidak menebar benih ikan secara penuh, karena sudah memprediksi cuaca pancaroba yang saat ini tengah terjadi," lanjut Nazirwan.

Biasanya ia mengisi benih ikan sebanyak 10 ribu, namun 4-5 bukan yang lalu hanya menebar sebanyak 5 ribu bibit ikan, karena untuk mengantisipasi cuaca di bulan November 2021 - Februari 2022.

Selain itu, ia juga terus memantau prakiraan cuaca yang dirilis oleh BMKG.

Kemudian, antisipasi kerugian besar kata dia ialah dengan memanen ikan lebih cepat sekiranya dapat memperkecil kerugian.

Sekitar Tahun 2000-an, dirinya pernah dibantu pemerintah daerah dengan mendatangkan alat berat untuk menggali lubang untuk menguburkan ikan yang sudah mati, walaupun hanya sekedar mengurangi bangkai ikan yang terapung.

Namun, untuk tahun (2021) ini kata dia belum ada bantuan semacam itu.(TribunPadang,com/Wahyu Bahar)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved