Kisah Kakek Penjual Tisu di Perempatan Lampu Lalu Lintas Masjid Raya Sumatera Barat
Orang-orang maupun kendaraan tampak berlalu-lalang di perempatan lampu lalu lintas Masjid Raya Sumatera Barat, Padang.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Suka duka menjadi penjual tisu sudah dialami oleh Kakek Ahmad.
Ia sering dikejar-kejar atau main kucing-kucingan dengan petugas keamanan. Kalau petugasnya sudah tidak ada, dia kembali lagi ke lokasi.
Baca juga: Kisah Peserta SKD CPNS Sumbar, Jauh-Jauh dari Agam hingga Kurang Tidur Demi Menghafal Undang-Undang
Baca juga: Kisah Penjual Sayur Semi Organik di Kawasan GHAS Padang, Reni Kuliahkan Anak di Jurusan Arsitektur
Dia tak punya pilihan lain untuk terus melanjutkan kehidupan.
"Saya sering mendapat rezeki lebih ketika berjualan tisu. Kadang saya suka dikasih uang lebih oleh pembeli. Kalau untuk makan sehari-hari, Alhamdulillah cukup," tutur Ahmad Yusuf.
Di Padang, Ahmad Yusuf tinggal sendirian kadang di bangku taman kota, kadang di warung kopi.
Baca juga: Uang Kertas Milik Seorang Nenek di Lubuklinggau, Rusak Dimakan Tikus: Kisahnya Viral di Media Sosial
Baca juga: VIRAL Kakek 71 Tahun Jago Bikin Konten TikTok di Padang, Ngaku Sering Dihujat, Ini Kisahnya
Sedangkan anak cucunya berada di Pontianak. Selain itu, kondisi ekonomi anak-anaknya juga nggak beda jauh dari kondisinya saat ini.
Kakek Ahmad Yusuf sesekali juga merasa takut ketika petugas keamanan menertibkan para pedagang yang berjualan.
Baca juga: Pelajari Kisah Semut dan Merpati, Tema 2 Kelas 3 SD Halaman 68 70 71 Subtema 2
Baca juga: Tulislah Pesan yang Terdapat pada Dongeng Kisah Petani dan Anak Harimau!
"Yang dikhawatirkan ketika berjualan ialah cuaca hujan dan petugas Satpol PP. Tapi sebenarnya bagus ada petugas, bisa jaga keamanan."
"Kan tindakan kriminal bisa saja terjadi karena ada petugas jadi bisa diminimalisir," sambungnya.
Saat ini yang bisa dilakukan oleh Kakek Ahmad Yusuf hanyalah berdoa agar senantiasa diberi kesehatan agar tetap bisa bekerja.
Baca juga: Kisah Tomi Jualan Bendera di Kota Padang: Menunggu Sejak Pagi, Barulah Pukul 14.00 Terjual Selembar
Baca juga: Kisah Nelayan Pariaman Terombang-ambing di Laut setelah Kapal Karam, Bertahan Pakai Pelampung Bocor
Pasalnya ia nggak mau menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
Dia berencana, jika kondisi sudah terkendali akan kembali ke kampung halamannya.
"Insya Allah, kalau sudah aman pulang kampung. Kalau bisa, lebaran Idul Fitri tahun besok," harap Ahmad Yusuf. (*)