Kembali Dibuka, Jam Gadang Bukittinggi Ramai Dikunjungi Wisatawan, Pedagang Bersyukur
Pedagang di kawasan Jam Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), akhirnya dapat bernapas lega setelah ikon wisata di kota itu resmi dibuka kembal
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pedagang di kawasan Jam Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), akhirnya dapat bernapas lega setelah ikon wisata di kota itu resmi dibuka kembali sejak 24 Agustus 2021.
Diketahui, objek wisata tersebut sempat ditutup berkenaan dengan peraturan mengenai PPKM di Kota Bukittinggi.
Ramainya kunjungan wisatawan sangat berdampak terhadap omzet para pedagang di sana.
Baca juga: Harga Emas Senin 20 September 2021 di Pegadaian Padang, Emas Antam 1 Gram Rp 969.000
Bukan tanpa alasan, sejumlah pedagang di pelataran Jam Gadang membenarkan hal tersebut.
Seorang pedagang kerupuk mi, Minan (55) mengungkap rasa syukurnya.
"Alhamdulillah, jika wisatawan ramai, berbanding lurus dengan pendapatan saya," ucap Minan kepada TribunPadang.com, Minggu (19/9/2021).
Ia menyatakan, bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan berkenaan dengan omzet, hal tersebut ia bandingkan saat Jam Gadang ditutup, dan telah dibuka kembali.
Baca juga: Cuaca Sumbar Hari Ini Didominasi Cerah Berawan, Berpotensi Hujan Ringan di Sejumlah Daerah
"Waktu Jam Gadang ditutup kadang hanya bawa pulang uang sebanyak Rp 15 ribu ke rumah," ujar dia.
Sedangkan saat Jam Gadang dibuka, pada akhir pekan atau hari libur ia bisa meraup omzet Rp 75 ribu.
"Harus saya syukuri, jika pengunjung ramai, insyaallah dagangan saya juga ramai pembeli," kata dia.
Senada dengan Minan, seorang pedagang mainan anak-anak, Lili (49) juga merasakan hal yang sama.
Baca juga: UPDATE Corona Sumbar Senin 20 September 2021 Pagi: Tambah 32, Total Mencai 88.786 Kasus Covid-19
"Biasanya kalau ramai seperti ini, alhamdulillah, saya bisa dapat sekitar Rp 150 ribu sehari," ucap Lili yang sudah belasan tahun berdagang di kawasan Jam Gadang.
Tapi, kata dia, uang sejumlah Rp 150 ribu tersebut bukan laba bersih dagangannya.
"Dagangan saya modalnya juga besar, barangkali keuntungan yang didapat hanya sebagian kecil dari itu," lanjut dia.