Mahyeldi: Mbak Puan dan Bu Mega Sering Menyebut Sumbar, Itu Bentuk Kecintaan Beliau
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyoroti soal kondisi Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru ini.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyoroti soal kondisi Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru ini.
Dalam peringatan HUT Ke-119 Proklamator RI Mohammad Hatta, Megawati bercerita Sumbar sekarang tak seperti yang dulu.
Sebelumnya, Ketua DPP Puan Maharani pun pernah menyoroti soal Sumbar.
Baca juga: Kisah Nenek 70 Tahun di Padang Pariaman yang Rumahnya Terendam Banjir: Tidak Bisa Tidur di Kasur
Baca juga: Alasan Gubernur Mahyeldi Klaim Pengadaan Mobil Dinas Baru, Mobilitas Tinggi di Tengah Pandemi
"Mba Puan dan Bu Mega selama ini sering menyebut Sumbar. Itu bentuk kecintaan beliau terhadap Sumatera Barat," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi saat ditemui, Selasa (17/8/2021) sore.
Terkait yang disampaikan Megawati soal ketokohan di Sumbar sudah berbeda, Mahyeldi menyebut itu juga bentuk kecintaan.
Sementara, tampilan Puan mengenakan baju Bundo Kanduang saat membacakan teks proklamasi dinilai sebagai bentuk perhatian yang diberikan kepada Sumbar.
"Dengan pakaian Mba Puan itu sangat matching, nampak bundo kanduangnya," tutur Mahyeldi.
Banyak pihak menilai pemilihan baju Bundo Kanduang oleh Ketua DPR Puan Maharani pada Upacara Peringatan Kemerdekaan RI di Istana Negara dimaknai sebagai simbol politik.
Sebagaimana diketahui, pada Pilkada Sumbar 2020 lalu, Puan sempat menuai kontroversi dengan ucapannnya.
Mengenakan pakaian Bundo Kanduang dianggap sebagai upaya Puan memulihkan rasa kecewa masyarakat Sumbar terhadap kontroversi yang pernah mencuat.
"Kalau saya lihat memang, Mba Puan punya kaitan dengan Minang. Bapak beliau Datuk, ibu beliau anak dari seorang putri Minang."
"Mba Puan itu cucu dari nenek yang orang Minang. Apalagi bapaknya juga orang Minang. Saya kira Minangkabau ini menurut saya ada di hati Mba Puan dan Bu Mega karena sering sering beliau sebut," tutur Mahyeldi.
Ke depan Mahyeldi mengatakan ingin berkomunikasi dengan Puan dan Mega terutama terkait menurunnya ketokohan di Sumbar.
Sebab menurut Mahyeldi program dan kegiatan untuk menghadirkan tokoh-tokoh itu bisa dilakukan.
Mahyeldi juga berharap ke depan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta perhatian Puan dan Mega terhadap Sumbar sangat diharapkan dalam rangka penguatan Sumbar.
"Kalau berjumpa dengan Puan sudah, ketika saya dapat penghargaan dulu, namun sebelum menjabat Gubernur. Kita berkeinginan bertemu dengan Mba Puan sebagai Ketua DPR RI," tutur Mahyeldi. (*)
