Lawan Covid19
Sempat Teriak Kekurangan Stok Oksigen, RS Unand Dapat Bantuan, Dirut: Hanya Cukup untuk 6 Jam
Rumah Sakit Universitas Andalas (Unand) sempat mengalami kekurangan oksigen untuk menangani pasien Covid-19.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Rumah Sakit Universitas Andalas (Unand) sempat mengalami kekurangan oksigen untuk menangani pasien Covid-19.
Stok tabung oksigen yang tersedia awalnya hanya cukup untuk kebutuhan hingga pukul 15.00-16.00 WIB, Kamis (22/7/2021).
"Tabung oksigen yang tersisa tadi pagi sebanyak 72 tabung, lalu pada pukul 15.00-16.00 WIB habis."
"Alhamdulillah sudah masuk tambahan sebanyak 50 tabung oksigen sore ini, itu cukup untuk 6 jam," kata Direktur Utama RS Unand, Yevri Zulfiqar.
Ia menyampaikan penambahan itu difasilitasi Wakil Gubernur Sumbar Audy dan Kadinkes Sumbar Arry Yuswandi dengan mengumpulkan semua Dirut Rumah Sakit se Sumbar lewat zoom meeting.
Akhirnya, RS Unand mendapat bantuan tabung oksigen dari RS Siti Rahmah 5 tabung, rumah sakit Naili DBS Padang 20 tabung, dan dari provinsi 25 tabung.
"Lima tabung oksigen sudah datang, sisanya masih proses penjemputan," ujarnya.
Yefri mengungkapkan, kebutuhan oksigen perharinya 200-250 tabung, artinya 50 tabung oksigen hanya bertahan seperempat hari.
Namun demikian, pihaknya tengah mengunggu tabung oksigen reguler yang kemungkinan akan datang pukul 20.00 WIB sebanyak 200 tabung.
"Tadi masalahnya yang reguler tidak datang karena truknya rusak dan stok oksigen cair ini tidak ada."
"Kalau tidak datang juga nanti malam, kita teriak lagi," ucap Yefri.
Ia menyebut, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit saat ini membutuhkan oksigen.
Saat ini dari 97 tempat tidur yang tersedia, 89 di antaranya telah terisi.
"Kami ICU ada 24, dengan 4 ICU ventilator dan 20 ICU non ventilator. Mudah-mudahan dengan tambahan ini bisa membantu pasien," terang Yefri.
Baca juga: Soal Kebutuhan Oksigen di Sumbar, Kadinkes Arry Yuswandi: Meningkat hingga 300 Persen
Baca juga: Sumbar Dapat Bantuan 30 Ton Oksigen Cair untuk Pasien Covid-19 dari PT Indah Kiat Riau
Kebutuhan Oksigen Meningkat
Dilansir TribunPadang.com, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Sumbar Arry Yuswandi menyatakan, kebutuhan masyarakat akan oksigen di Sumbar meningkat hingga 300 persen.
Hal ini karena adanya peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini di wilayah itu.
"Kebutuhan oksigen rata-rata meningkat hingga 300 persen terutama di rumah sakit yang melayani pasien covid-19 yang mereka punya ICU dan ventilator," kata Arry, Sabtu (17/7/2021).
Ia menambahkan, saat ini supplier juga terkendala supply bahan baku dari pusat.
Sementara, Sumbar akan memanfaatkan bantuan oksigen dari Provinsi Riau sebanyak 30 ton.
Sebanyak 30 ton oksigen itu bisa digunakan selama 4 hingga 5 hari.
Hal itu dilihat dari kebutuhan saat ini, dimana terjadi penambahan kasus yang cukup tinggi.
Arry menyebut pihaknya juga sedang berupaya meminta penambahan oksigen ke Kemenkes RI.
"Penambahan oksigen sedang diupayakan, semua lewat aplikasi, rumah sakit diharapkan aktif dalam melaporkan kebutuhan oksigen melalui situs sirs.kemkes.go.id/fo, nanti akn terbaca di pusat, nanti pusat akan membantu supply," terang Arry.
Hal ini dilakukan, sebagai upaya pemerintah dalam mempercepat pemberikan bantuan kepada rumah sakit apabila mengalami kekurangan stok oksigen.
Baca juga: Stok Vaksin di Sumbar Dikabarkan Habis, Pemprov Ajukan Penambahan 50 Ribu Vial ke Kemenkes RI
Vaksin Dikabarkan Habis
Dilansir TribunPadang.com, hingga saat ini ketersediaan vaksin Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dikabarkan sudah habis.
Pemprov Sumbar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumbar sudah mengirimkan surat permintaan penambahan vaksin ke Kementerian Kesehatan RI.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sumbar Mahyeldi, Sabtu (17/7/2021) kemarin di Padang, Provinsi Sumbar.
“Memang hari ini stok vaksin sudah nol. Kita sedang mengajukan penambahan vaksin sebanyak 50 ribu vial ke Menteri Kesehatan,” ungkap Mahyeldi.
Habisnya stok vaksin ini, disebabkan karena tingginya animo masyarakat Sumbar yang ikut program vaksinasi.
Mahyeldi meminta masyarakat Sumbar agar bersabar untuk menanti penambahan vaksin dari Menteri Kesehatan RI.
Baca juga: Pos Penyekatan Pariaman-Padang Via Jalan By Pass, AKP Al Erman: Jumlah Kendaraan Putar Balik Menurun

Baca juga: Sasaran Razia Rutan Padang - Mehdi: Tertibkan Barang Terlarang, Agar tak Dipegang Warga Binaan
“Kita sekarang sedang ajukan penambahan. Saya sangat apresiasi masyarakat yang menyambut baik program vaksinasi yang kita lakukan."
"Ini membuktikan masyarakat Sumbar cukup peduli dan antusias dalam mendukung program penanganan dan pencegahan Covid-19 yang dilakukan pemerintah selama ini,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi juga mengapresiasi tenaga kesehatan yang tanpa kenal lelah telah memberikan pelayanan pemberian vaksin kepada masyarakat dengan baik.
Termasuk juga seluruh pihak dan stakeholder yang telah ikut mensosialisasikan dan ikut terlibat program vaksinasi.
Sementara itu, Kabiro Adpim Setdaprov Sumbar Hefdi mengungkapkan, vaksin Covid-19 yang masuk ke Dinkes Provinsi Sumbar selama ini berupa Vaksin Covid-19 Sinovac.
Rinciannya, 5 Januari 2021 lalu sebanyak 36.920 dosis.
Berikutnya 26 Januari 2021 (29.880 dosis), 22 Febuari 2021 (99.700 dosis), 16 Maret 2021 (153.510 dosis), 8 April 2021 (20.000 dosis), dan 23 Mei 2021 (12.300 dosis).
Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 Padang Panjang Tertinggi di Sumbar, Terus Dikebut hingga Akhir Tahun
Kemudian, 11 Juni 2021 (800 dosis), 17 Juni 2021 (5.300 dosis), 24 Juni 2021 (98.000 dosis), 1 Juli 2021 (7.800 dosis), 3 Juli 2021 (600 dosis), 7 Juli 2021 (52.200 dosis), dan 10 Juli 2021 (8.500 dosis).
Selanjutnya, 14 Juli 2021 (64.800 dosis), 15 Juli 2021 (8.300 dosis), 16 Juli 2021 (7.000 dosis).
Sementara, Vaksin Covid-19 Astrazeneca yang masuk, yakni 26 Maret 2021 sebanyak 500 dosis, 5 Mei 2021 (5.600 dosis), 4 Juni 2021 (500 dosis), 20 Juni 2021 (15.200 dosis).
Kemudian, vaksin masuk melalui perusahaan (sinovac), PT. IGM sebanyak 122.900 dosis, PT.Enseval (153.400 dosis).
Dengan demikian total vaksin yang sudah masuk ke Dinkes Provinsi Sumbar sudah mencapi 903.710 dosis.
“Semuanya sudah terpakai, sehingga sekarang tidak ada lagi stok vaksin di Dinas Kesehatan Sumbar,” ujarnya.
Sementara, permintaan kabupaten kota yang sudah masuk saat ini, yakni Dinkes Kota Payakumbuh sebanyak 12.000 dosis, Dinkes Kota Padang (70.000 dosis) dan Dinkes Kabupaten Mentawai (10.000 dosis).
“Tiga daerah ini sangat membutuhkan vaksin karena sedang yang melaksanakan vaksinasi massal,” sambungnya.
Hefdi juga mengungkapkan, secara keseluruhan, total sasaran vaksinasi di Sumbar sebanyak 4.408.509 jiwa.
Dengan rincian, untuk SDM Kesehatan sebanyak 32.391 orang, petugas publik 400.274 orang, Lansia 489.575 orang, masyarakat rentan 2.896.546 orang, dan remaja 5.879.723 orang.
Baca juga: Wagub Audy Joinaldy Sebut Kabupaten dan Kota di Sumbar Sudah Kehabisan Stok Vaksin Covid-19
Baca juga: Jaringan Lintas Iman Padang Gelar Vaksinasi Gratis, Bantu Sesama Tanpa Bedakan Identitas
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi mengatakan, jumlah vaksin yang diterima Sumbar sebanyak 903.710 dosis sudah didistribusikan seluruhnya.
Ia menyebut, untuk vaksinasi Sumbar sudah berada di angka 11,75 persen dari 4,4 juta penduduk yang harus divaksin.
Ia melanjutkan, jika dilihat dari jumlah vaksin yang diterima sebanyak 903.710 dosis itu sudah didistribusikan dan tidak ada lagi di provinsi.
"Paling tinggalnya di faskes masing-masing, tapi secara umum vaksin tidak ada lagi di dinkes provinsi," ucap Arry.
Terkait permintaan kepala daerah kabupaten kota, Arry menyatakan belum bisa dipenuhi dan tidak mungkin direalokasi karena semuanya sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi.
Ia menyatakan, pihaknya sudah meminta 50 ribu vial vaksin lagi ke pusat.
"Kemarin sudah surati pusat. Insya Allah Minggu depan akan dikirim. Jumlahnya belum diketahui sebab itu berproses dan dihitung di tingkat pusat. Mudah-mudahan dipenuhi semuanya," harap Arry. (*)