Cerita Bupati Solok Marah-marah karena UGD Puskesmas Tutup: Ini Bukan yang Pertama, Sudah Sering
Bupati Solok Epyardi Asda marah-marah saat melakukan inspeksi mendadak ke Puskesmas Tanjung Bingkung, Sabtu (12/6/2021).
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Bupati Solok Epyardi Asda marah-marah saat melakukan inspeksi mendadak ke Puskesmas Tanjung Bingkung, Sabtu (12/6/2021).
Epyardi marah lantaran puskesmas itu tidak memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan maksimal.
Saat dikonfirmasi, Epyardi Asda menjelaskan pada Sabtu (12/6/2021) dirinya melakukan inspeksi mendadak.
Baca juga: Buntut Bupati Solok Marah karena UGD Puskesmas Tutup Pukul 17.00, Kapus & TU Dipecat dari Jabatan
Sidak dilakukan karena adanya laporan dari masyarakat.
"Ini bukan yang pertama, sudah sering, wali nagari pernah kontak, ketua pemuda pernah kontak, di situ memang pinggir jalan nasional, jadi memang agak sering terjadi kecelakaan," jelas Epyardi.
Saat berobat ke Puskesmas Tanjung Bingkung, kata Epyardi, respon pegawai tidak sebagaimana yang diharapkan.
Menurut, Epyardi masyarakat sudah lama geram.
Baca juga: VIRAL Video Bupati Solok Epyardi Asda Ngamuk di Puskesmas, Gegara UGD Tutup Pukul 17.00 WIB
"Memang pencetusnya yaitu kejadian Jumat sore pukul 17.00 WIB persis depan puskesmas ada kecelakaan, kondisi korban boleh dikatakan cukup parah," terang Epyardi.
Masyarakat di sekitar, lanjutnya, spontan membawa korban ke Puskesmas Tanjung Bingkung.
"Masyarakat gedor-gedor UGD-nya, tidak ada yang nyahut. Ketua Pemuda langsung mencari petugas ke puskesmasnya, ketemu seorang bidan. Bidan spontan ngomong maaf tidak bisa menolong karena jam dinas sudah habis."
"Lalu, mereka meminjam ambulans, tapi juga tidak bisa karena sopirnya tidak ada, akhirnya masyarakat geram dan kasihan lihat orang tergeletak, mereka spontan pecahin kaca sebagai luapan emosi," ungkap Epyardi.
Baca juga: 3 Penambang Pasir Ilegal di Pasaman Sumbar Ditangkap Polisi, Ekskavator dan Truk Diamankan
Alhasil, warga mencari mobil yang lewat untuk mengantar korban ke pelayanan kesehatan terdekat.
"Itu kan miris, saya kaget, kalau malam saya ke sana tidak ada orang, akhirnya pagi saya ke sana. Saya undang Sekda, Asisten, Kabag, Kepala Dinas Kesehatan."
"Kebetulan Kepala Dinas dan bidan juga ke Padang, padahal sudah ada surat edaran mengingat kondisi pandemi Covid-19, saya meminta seluruh ASN agar tetap tinggal di Kabupaten Solok, tapi mereka tidak mengindahkan."
"Kemarin saya wanti-wanti lagi dengan membuat surat peringatan kedua, agar seluruh ASN lebih khusus bidang pelayanan agar tetap tinggal di Kabupaten Solok," jelas Epyardi.
Atas kejadian itu, ungkap Epyardi, sejumlah pegawai sudah dipastikan diberikan sanksi tegas. (*)