Teropong Binokular dan Bintang Jatuh: Siapa Tokoh, di Mana Peristiwanya dan Kapan?

Teropong Binokular dan Bintang Jatuh : Tokoh, di Mana Peristiwanya dan Kapan? Apa yang terjadi dan mengapa? Bagaimana penyelesaiannya?

Editor: Saridal Maijar
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2018
Teropong Binokular dan Bintang Jatuh: Siapa Tokoh, di Mana Peristiwanya dan Kapan? 

TRIBUNPADANG.COM - Teropong Binokular dan Bintang Jatuh : Tokoh, di Mana Peristiwanya dan Kapan?

Pertanyaan tersebut merupakan soal halaman 91 92 93, Tema 9 Kelas 6 SD/MI, Subtema 2 Pembelajaran 2, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

Subtema 1 yang tentang Benda Angkasa Luar dan Rahasianya, merupakan bagian dari materi Tema 9 berjudul Menjelajah Angkasa Luar. 

Berikut pertanyaan dan kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 halaman 91 92 93:

Alur cerita atau jalan cerita sebuah tulisan fiksi membantu pembaca untuk mengetahui rangkaian peristiwa di dalamnya. Alur cerita biasanya menjelaskan masalah atau konflik dan penyelesaiannya.

Perhatikan kembali cerita fiksi di atas, lalu lakukanlah kegiatan berikut ini secara mandiri.

Jawaban:

Teropong Binokular dan Bintang Jatuh
Oleh Diana Karitas

Dimas sangat senang mendapatkan kejutan hari ini dari Om Dodi, pamannya yang baru kembali dari Bandung. Dimas mendapatkan sebuah teropong binokular! Benda itu sudah lama ia idam-idamkan!

Dimas tahu bahwa ia hampir tidak mungkin meminta dari Ayah dan Ibu karena benda itu sangat mahal. Tetapi, pamannya yang bekerja di Bosscha Bandung sore itu membawakannya untuknya!

“Terima kasih, Om! Dimas pasti akan menggunakan dan menjaganya dengan baik,” janji Dimas kepada pamannya sambil mencium tangan pamannya berkalikali. Matanya berkaca-kaca

“Om percaya kepadamu, Dimas. Om tahu kamu ingin sekali mengamati bintang-bintang di langit. Makanya, Om pilihkan yang lensanya mampu menangkap benda langit,” jelas Om Dodi.

“Wah, terima kasih sekali, Om. Sebenarnya memang teropong binokular yang seperti ini yang Dimas inginkan. Teropong yang tidak hanya mampu menangkap benda jauh di daratan, tetapi juga di langit. Pasti mahal, ya Om?” tanya Dimas.

“Ya, benda itu memang mahal, tetapi kalau kamu mau memanfaatkannya dengan baik, rasanya seimbang dengan harganya. Alat ini berukuran 12 x 50, artinya lensanya berdiameter 50 mm dan mampu memperbesar benda yang dilihat hingga 12 kali lipat. Seharusnya alat ini mampu digunakan untuk melihat benda langit seperti kumpulan bintang-bintang,” jelas Om Dodi.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved