Daftar 7 Segmen Patahan Sumatera yang Ancam Warga Sumbar, Ahli Geologi: Waspadai Gempa Pasaman

Ahli Geologi Ade Edward mengungkapkan dari 19 segmen Patahan Sumatera, tujuh di antaranya terdapat di wilayah Sumatera Barat (Sumbar).

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
TRIBUN BATAM
Ilustrasi Gempa Bumi 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Ahli Geologi Ade Edward mengungkapkan dari 19 segmen Patahan Sumatera, tujuh di antaranya terdapat di wilayah Sumatera Barat (Sumbar).

Hal itu dinilai akan berdampak langsung terhadap masyarakat yang berada pada zona-zona rentan.

"Secara risiko ancaman gempa di Sumbar itu, kita punya 7 segmen Patahan Sumatera," kata Ade Edward, Selasa (1/6/2021).

Adapun ke tujuh segmen tersebut ialah segmen Siulak, segmen Suliti, segmen Sumani, segmen Sianok, segmen Sumpur, segmen Barumun, dan segmen Angkola.

Dari kajian risiko, lanjut Ade Edward, pihaknya terus melakukan kajian. 

Pada 2007 segmen Sumani dan Sianok sudah melepaskan energi dengan adanya gempa Solok 2007.

"Dari catatan sejarahnya, tinggal yang belum melepaskan energi itu segmen Suliti di Muaro Labuh," ungkap Ade Edward.

Ade Edward menjelaskan di Muaro Labuh itu terakhir terjadi gempa besar pada tahun 1943, sekitar 60 sampai 70 tahun yang lalu.

Selain itu, yang masih menyimpan energi ialah segmen Sumpur, Angkola, dan Barumun yang ada di Pasaman.

"Itu gempa terakhirnya pada 1880-an, pada zaman perang Paderi, hingga sekarang belum mengeluarkan energi," terang Ade Edward.

"Sehingga itu menunggulah, karena ada selang waktunya, ada yang 40 tahun, 100 tahun," tambahnya.

Dia juga menuturkan di Pasaman ini dalam sejarah juga sudah lama sekali tidak terjadi gempa. 

Baca juga: Berkunjung ke Geopark Silokek, Menengok Keindahan Wisata Alam yang Memesona dan Menantang

Baca juga: Tim Survey Geopark Universitas Andalas Nilai Warisan Geologi Taman Bumi Sumbar Sangat Tinggi

Kemudian dinamika kegempaan Patahan Sumatera di Pasaman meningkat yaitu dengan adanya gempa-gempa kecil yang sering berdekatan di lokasi yang sama.

"Itu perlu diwaspadai. Apalagi hari ini gempa tiga kali guncang Panti, Kabupaten Pasaman dan sekitarnya."

"Panti itu adalah ujung utara segmen Sumpur. Ujung selatannya ada di sekitar Bonjol dan Palupuah."

"Panjang segmen 35km, artinya kedua ujungnya meningkat aktivitasnya. Ini perlu diwaspadai, jangan sampai mengeluarkan gempa dengan magnitudo yang lebih besar," kata Ade Edward.

Ade Edward menambahkan, potensi gempa terbesar di Pasaman itu sekitar 6,9 SR dengan kedalaman yang dangkal. Itu sudah berdasarkan kajian. 

Menurutnya kalau gempa 6,9 SR di darat, itu sudah mulai merusak. 

Sebagai perbandingan gempa Solok tahun 2007 gempa bermagnitudo 6,4 SR kedalaman 5 Km.

"Kalau 6,9 SR bisa dibayangkan berlipat ganda tingkat kerusakannya," terang Ade Edward.

Oleh sebab itu, kata Ade Edward, Pasaman perlu meningkatkan upaya mitigasi.

Mulai dari sosialisasi, edukasi, pelatihan, kemudian mengontrol bangunan yang aman dan tahan gempa, karena tidak diketahui kapan akan terjadi gempa besar.

Ade Edward berpendapat mitigasi gempa Pasaman masih tertinggal dibanding daerah yang terancam gempa dan tsunami di Pesisir pantai. 

"Sosialisasi dan edukasi masih minim, kontrol bangunan yang aman gempa masih minim. Bangunan di sana tidak terkontrol. Padahal kita tahu bukan gempanya yang membunuh tapi bangunan yang tidak aman yang membunuh," tegas Ade Edward.

Menurut Ade Edward Pemerintah Kabupaten Pasaman harus segera memulai.

Apalagi, terangnya, dilihat dari program yang ditawarkan gubernur, programnya cukup mengakomodir yakni meningkatakn mitigasi di Pasaman. 

Ade Edward berharap janji ketika kampanye, jangan sampai terucap saat kampanye saja. 

"Jangan hanya tinggal janji, kalau begitu siapa yang mau disalahkan. Masyarakat tentu tanggung jawab pemerintah." 

"Jadi masyarakat perlu waspada, pemerintah daerah harus meningkatkan upaya mitigasi dan menyiapkan peralatan kalau keadaan darurat."

"Jangan sampai terlambat, sudah kejadian baru tergopoh-gopoh," ucap Ade Edward.

Baca juga: Fenomena Patahan Besar Sumatera, dan Delineasi Kawasan Geopark Ranah Minang

Berikut 7 Segmen Patahan Sumatera yang ada di Sumbar: 

1. Segmen Angkola

Ujung utara segmen ini bermula pada lembah Batang Toru, menyisir lembah Sungai Angkola dan Batang Gadis Sumatera Utara. 

Ujung Selatannya berada di wilayah Sumbar, di dekat Lembah Batang Pasaman.

Panjang segmen ini mencapai 160 kilometer, dengan potensi kekuatan gempa 7,6 SR. Kerusakan serius akibat gempa ini dilaporkan pernah terjadi pada 1892.

2. Segmen Barumun

Ujung utaranya berada di wilayah Sosopan Julu, Sumatera Utara, menyusuri Lembah Sungai Barumun.

Bagian selatannya, berada di Sumatera Barat.

Panjang segmen 125 kilometer dengan potensi kuat gempa 7,6 SR.

Lembah Aliran Batang Asik dan Hamparan Lembah Batang Sumpur daerah Panti, Sitompa dan Sunpadang merupakan bukti adanya pergeseran vertikal berupa amblasan pada bagian segmen ini.

3. Segmen Sumpur

Segmen Sumpur di bagian utara berujung pada sisi selatan Depresi Sumpur, Panti. Kemudian menyusuri Lembah Batang Sumpur ke tenggara Salabawan, hingga Bonjol, menyusuri S. Silasung.

Panjang segmen ini 35 kilometer dengan magnitudo maksimum sebesar 6,9 SR.

4. Segmen Sianok

Ujung segmen ini berada di sisi timur Danau Singkarak, melewati sisi Barat Daya gunung Marapi hingga Ngarai Sianok. 

Panjang segmen 90 Km dengan potensi kuat gempa yakni M 7,3.

5. Segmen Sumani

Ujung utara segmen ini berada utara Danau Singkarak, menyisiri sisi Barat Daya danau tersebut melintasi daerah Kota Solok, Sumani, Selayo, dan berakhir di Gunung Talang.

Panjang segmen 90 kilometer dengan magnitudo 7,2. 

Gempa pada Maret 2007 juga telah menyebabkan banyak kerusakan di sepanjang segmen ini.

Baca juga: Fenomena Patahan Besar Sumatera, dan Delineasi Kawasan Geopark Ranah Minang

6. Segmen Suliti

Ujung segmen ini berada di Danau Atas dan Danau Bawah dengan lebar zona 4 kilometer. 

Patahan Sumatera pada Segmen ini menelusuri lembah S. Suliti ke Tenggara hingga anak-anak Sungai Liki di Barat Laut G. Kerinci, panjangnya 90 kilometer, dengan potensi kuat gempa sebesar 7,4 M.

Gempa merusak pada segmen ini pernah terjadi Juni 1943 dan menyebabkan kerusakan parah.

7. Segmen Siulak

Ujung Selatan segmen ini berada di wilayah Jambi menyusuri lembah di Barat Daya hingga Barat Laut G. Kerinci, overlap dengan segmen Suliti di wilayah Solok Selatan dengan panjang 70 kilometer.

Memiliki magnitudo maksimum 7,2. Pada 9 Juni 1909 terjadi gempa yang merusak pada segmen ini. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved