Citizen Journalism
Fenomena Patahan Besar Sumatera, dan Delineasi Kawasan Geopark Ranah Minang
PATAHAN Besar Sumatera ( The Great Sumatran Fault ) merupakan fenomena geologi yang "megah" membentang sepanjang 1900 km mulai dari Teluk Semangko La
Oleh Dian Hadiyansyah, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Provinsi Sumbar dan Anggota Tim Pokja Geopark Ranah Minang
PATAHAN Besar Sumatera ( The Great Sumatran Fault ) merupakan fenomena geologi yang "megah" membentang sepanjang 1900 kilometer/KM mulai dari Teluk Semangko Lampung di bagian selatan hingga ke Aceh di bagian utara dengan mekanisme pergerakan geser vertikal ( strike-slip vertical).
Sieh dan Natawidjaja (2000) dalam Neotectonics of The Sumatran Fault, Indonesia, menyebutkan bahwa Patahan Besar Sumatera merupakan salah satu fenomena geologi berkelas dunia berasosiasi dengan peristiwa kegempaan dan gunungapi yang masih aktif hingga saat ini.
Patahan Besar Sumatera memiliki beberapa segmen (bagian) yang masing-masing segmen bisa aktif secara parsial.
Sumatera Barat dilewati oleh 5 (lima) segmen Patahan Besar Sumatera antara lain: Suliti, Sumani, Sianok, Sumpur dan Barumun.
Baca juga: Gempa Mentawai - SPH Kota Padang Arahkan Pasien Keluar Gedung, Kondisi Darurat Siagakan Tim K3RS

Baca juga: Bukittinggi 4 Kali Dioyak Gempa Bumi dalam Waktu 6 Jam, BMKG: Hari Ini Tidak Ada Gempa Susulan
Baca juga: UPDATE Gempa 7,2 SR di Nias Barat, BMKG Sebut Ada 3 Kali Gempa Susulan
Secara bentang alam masing-masing segmen memiliki keunikan dan keindahan yang layak diangkat sebagai warisan geologi ( geological heritage).
Salah satunya adalah Danau Singkarak yang terbentuk akibat proses pembentukan cekungan pisah tarik ( pull a part basin) di segmen Sumani.
Proses pembentukan Danau Singkarak masih berlangsung sampai sekarang, bahkan menurut Sieh dan Natawidjaja (2000) offset patahan yg ada di Singkarak merupakan salah satu terpanjang di Sumatera (20-22 km).
Delineasi kawasan GRM UGG tidak hanya daerah Singkarak saja, tetapi meliputi 11 Kabupaten/Kota baik yang berstatus Aspiring Geopark (AG) maupun yg sudah menjadi Geopark Nasional (GN) dengan tema "The Evidence of Great Sumatran Fault on West Sumatera".
Kabupaten/Kota yang tergabung dalam delineasi GRM UGG antara lain Dharmasraya, Solok Selatan, Sijunjung, Sawahlunto, Solok, Tanah Agam, Bukittinggi, Pasaman, Pasaman Barat dan Lima Puluh Kota.
Apakah Geopark Nasional dan Calon Geopark yang tidak berada di jalur patahan memiliki alasan kuat untuk bergabung dalam GRM UGG?
Untuk itu menurut hemat saya ada 2 (dua) penjelasan yang bisa disampaikan antara lain secara keilmuan geologi dan secara manajemen geopark.
Ilmu geologi menganut konsep uniformitarianisme James Hutton yaitu " Present is The Key to The Past".
Singkatnya, apa yang terjadi pada saat ini juga sudah berlangsung pada masa lampau sebagai contoh fenomena gempa bumi dan tsunami serta letusan gunungapi. Gempabumi yg kita rasakan saat ini sudah terjadi pada masa-masa sebelumnya.
Fenomema pembentukan Danau Singkarak, yang termasuk peristiwa Neotektonik (neo ~ baru) sudah terjadi juga di masa lampau salah satunya adalah Cekungan Ombilin yang menjadi lokasi Geopark Nasional Sawahlunto dan Geopark Nasional Silokek.