Warga Sumbar Jadi Korban Kecelakaan PO Sambodo di Sumsel Berasal dari Solok, Batusangkar dan Harau
Warga Sumbar Jadi Korban Kecelakaan PO Sambodo di Sumsel Berasal dari Solok, Batusangkar dan Harau
Sementara itu, salah satu sopir bus PO Sambodo Gunarto (38) mengungkapkan bahwa tidak tahu secara pasti kejadian tersebut. Saat itu sedang bergantian karena dirinya mengantuk.
“Saya kurang tahu pak, saya tidur saat itu. Pas bangun ketika mobil sudah terbalik, jumlah penumpang sekitar 33 kalo gak salah. Dari padang ke Jakarta," ujarnya.
Empat korban tewas akibat kecelakaan tersebut, yakni yakni Doya Aprilia (28) warga Batu Sangka Paya Kumbu Sumatera Barat, AZH (9) warga Koto Solok Sumatera Barat, NF (7) warga Kota Tanggerang jawa barat, dan HHS (11) warga Kecamatan Harau Sumatera Barat.
Raut duka mendalam terlihat jelas di wajah Herman Surya.
Kecelakaan bus PO Sambodo yang ia tumpangi bersama anaknya membuat ia harus rela kehilangan putrinya yang masih berusia 7 tahun.
Niat ingin menjemput sang nenek pun tak terlaksana, sang pencipta rupanya lebih dahulu menjemput anaknya melalui peristiwa tragis tersebut.
"Pada saat kejadian, saya duduk di kursi tengah dan anak saya sebelah kiri. Namun saking cepatnya kecelakaan itu berlangsung, saya tidak sempat lagi menyambut tangan anak saya," ujarnya.
Padahal, seharusnya pada saat kejadian ia sudah spontan meraih anaknya.
Namun saking cepatnya mobil sudah bolak-balik terguncang, Herman pun harus merelakan kehilangan putrinya.
"Pada saat pertama mau berangkat saja penumpang sudah tidak enak hati. Karena mobil yang dipesen apa, malah dioper-oper ke mobil kedua," ujarnya.
Alasannya, mobil pesanan penumpang tersebut sudah penuh. Jadi mereka dioper ke bus PO Sambodo.
"Ya seharusnya kalau tahu begini, jangan jual tiket yang sama lagi. Jadi kami penumpang tidak dioper sana sini," tegasnya.
Firasat akan kehilangan anaknya pun sudah ia rasakan saat hendak berangkat.
Ketika di terminal sebelum berangkat, Herman dan anaknya berfoto berdua lalu mengirimkan ke istrinya.
"Tak lama kemudian istri saya video call. Terus istri saya tanya, Nisa kenapa wajahnya sendu, nggak ada cerianya. Padahal mau jemput neneknya dari Jakarta," ungkapnya.