Kisah Inspiratif

Bitas Rintis Warung Nasi Uduk Sambel Kacang di Kota Padang, Sewa Garasi Rumah Milik Warga

CITA rasa dari sajian makanan yang spesial biasanya akan mengundang pelanggan untuk kembali menikmati menu yang sesuai dengan seleranya.

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA
Menu Nasi Uduk ala Bitas, pedagang gerai beralamat di Jalan Pondok Kopi Siteba, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). 

Menu bisa juga sesuai permintaan, imbuh Bitas apabila ada yang memesan Nasi Uduk tanpa telur maka harganya pun dikurangi jadi Rp 8 K atau 8 ribu rupiah.

"Pokoknya, harganya memang ekonomis karena kami tak mau mengambil untung besar. Meski, berbisnis kuliner kata banyak orang beroleh untung besar," ujar Bitas.

Menu Nasi Uduk ala Bitas, pedagang gerai beralamat di Jalan Pondok Kopi Siteba, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Menu Nasi Uduk ala Bitas, pedagang gerai beralamat di Jalan Pondok Kopi Siteba, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). (ISTIMEWA)

Namun demikian, bagi Bitas prinsip berniaga bukan semata-mata menangguk untung besar, akan tetapi mengabaikan kepuasan pelanggan.

"Bagi kami, setiap kekurangan cita rasa, yang dikeluhkan oleh pelanggan akan menjadi catatan guna menyempurnakan sajian berikutnya.  Oleh karena itu, kepada pembeli yang dianggap setia atau pelanggan akan ditanyai dimana kurang sajian menu kali ini. Dari situlah, kami tingkatkan layanan terhadap pelanggan," ujar Bitas.

Sejauh ini, target usaha kuliner yang akan memasuki tahun pertama sudah diancar-ancarnya untuk menjadi tujuan lebih banyak pelanggan setianya.

"Paling tidak, saya ingin melengkapi sarana di tempat berjualan nanti dengan kompor, sehingga aneka menu yang disajikan tidak sebatas nasi uduk saja. Ada rencana menambah varian sarapan, seperti Lontong serta Soto Medan, namun kuahnya kan, mesti selalu panas," ujar Bitas.

Di balik obsesi besarnya, Bitas mengaku memang telah gemar memasak semenjak remaja bahkan setelah berkeluarga bakatnya ditindaklanjuti lewat berbisnis kuliner.

Kini, kata Bitas ratap-rata sehari Nasi Uduk bisa terjual mencapai 36 porsi, yang lapaknya dibuka mulai pukul 06.30 WIB hingga jelang tengah hari secara rutin.

M Laddy Bitas, seorang pengusaha kuliner Nasi Uduk di depan gerai yang disewanya di garasi sebuah rumah di Jalan Pondok (Pd) Kopi, Siteba, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Foto diambil baru-baru ini
Ilustrasi: Nasi Uduk di depan gerai yang disewanya di garasi sebuah rumah di Jalan Pondok (Pd) Kopi, Siteba, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Foto diambil baru-baru ini (ISTIMEWA)

Dari situ, Bitas mengkalkulasi omzet yang diperoleh rata-rata sehari tersebut, kiranya lumayan setelah dikeluarkan dari biaya membeli bahan nasi uduk.

"Pengunjung biasanya ramai pagi hari, sebelum para orangtua mengantar anak-anak mereke ke sekolah," kata Bitas.

Sekilas prinsip yang dipegang Bitas ternyata dia mengaku terinspirasi dari mendiang seorang Bob Sadino, sosok pebisnis yang sukses dan legendari di tanah air.

"Seingat saya (mendiang) Bob Sadino pernah bilang, jika hendak berbisnis tak perlu berpikir banyak, melainkan harus berani mencoba," tandas Bitas.(TribunPadang.com/Emil Mahmudsyah) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved