Apa Sebenarnya yang Terjadi di Balik Hari Tanpa Bayangan? Begini Penjelasan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) Minangkabau mencatat terjadi hari tanpa bayangan di sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar).
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) Minangkabau mencatat terjadi hari tanpa bayangan di sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala seksi observasi dan informasi BMKG Padang Pariaman Yudha Nugraha menyatakan, hari tanpa bayangan biasanya hanya bisa disaksikan ketika seseorang berada tepat di Garis Khatulistiwa atau ekuator.
Yakni saat matahari tepat berada di atas kepala pada siang hari.
Baca juga: Hari Ini Kota Pariaman, Padang Panjang, dan Bukittinggi Tanpa Bayangan, Cek Jadwal Lainnya
Baca juga: Jadwal dan Daftar Wilayah Indonesia yang Alami Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama 2020
Baca juga: Besok Jakarta Tanpa Bayangan Pukul 11.40.05 WIB, Cek Hari Tanpa Bayangan Kota Lain di Indonesia
Yudha menegaskan, hari tanpa bayangan tidak berarti semua bayangan akan hilang.
"Untuk hari tanpa bayangan bukan berarti tidak ada bayangan sama sekali ya, jadi ketika berdiri di dekat sebuah baliho, baliho tersebut tetap akan menimbulkan bayangan di bawahnya secara lurus, karena tidak ada objek antara baliho hingga permukaan tanah," ungkap Yudha, Jumat (19/3/2021).
Yudha menyebut, hari tanpa bayangan lebih cocok disebut kulminasi utama.
Kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Hari Ini, Padang Dilanda Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
Baca juga: BMKG Peringatan Dini Jumat, 19 Maret 2021: Sumbar Berpotensi Hujan Petir dan Angin Kencang
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Hari Ini, Hujan Lebat Disertai Petir di Payakumbuh dan Sejumlah Daerah Sumbar
Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
Saat bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang' karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
"Misalnya, saya punya tonggak (tabung atau balok, ditegakkan nanti tidak ada bayangan yang muncul. Tapi klo baliho atau pohon masih ada namun bayangan yang paling minimal dari biasanya," tutur Yudha.
Yudha menegaskan hari tanpa bayangan tidak mengganggu karena merupakan fenomena rutin.
Baca juga: Cuaca Bukittinggi Hari Ini, BMKG Prediksi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Padang dan 14 Daerah Sumbar
Baca juga: INFO BMKG: Padang dan Sejumlah Wilayah Sumbar Diguyur Hujan Ringan hingga Sedang Hari Ini
Akan tetapi, karena hanya terjadi dua kali dalam setahun, tentu menjadi hal dan kesempatan yang istimewa dapat melihat kondisi tanpa bayangan.
"Hari tanpa bayangan dapat dinikmati saat matahari berada di titik puncak langit atau pada tengah hari dan dalam kondisi cuaca cerah," imbuh Yudha.
Yudha menyatakan jika masyarakat ingin menikmati hari tanpa bayangan, cukup menggunakan pelindung tubuh dari sengatan matahari langsung, seperti topi atau kacamata karena saat terjadinya pada tengah hari.
Sementara tempat yang cocok, tentunya tempat yang cukup lapang.
"Bukan berada di bawah benda yang menghalangi sinar matahari dengan objek," sebut Yudha. (*)