Berita Agam Hari Ini

Diduga Harimau Penerkam Kerbau di Agam, Petugas BKSDA Usir Pakai Bunyi-bunyian saat Malam Hari

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam melakukan pengusiran terhadap binatang buas yang diduga Harimau Sumatera p

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA
Petugas BKSDA Sumbar daru Resor Agam saat melakukan pengusiran dengan bunyi-bunyian terhadap satwa liar diduga Harimau Sumatera di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam melakukan pengusiran terhadap binatang buas yang diduga Harimau Sumatera pada malam hari baru-baru ini.

Hal itu dikatakan oleh Kepala BKSDA Resor Agam, Ade Putra saat dihubungi TribunPadang.com sekitar pukul 19.00 WIB pada Kamis (11/3/2021).

Upaya pengusiran terhadap binatang buas yang dilakukan oleh pihak BKSDA menyusul adanya laporan ternak warga diterkam binatang diduga Harimau Sumatera.

Ade Putra mengatakan pihaknya terus melakukan pengusiran terhadap satwa liar diduga harimau yang terlibat konflik di Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumbar.

"Sampai sore hari tadi (Kamis 11/3/2021-red) belum ditemukan adanya tanda-tanda dari keberadaan satwa liar diduga Harimau Sumatera tersebut," kata Ade Putra.

Pihaknya masih berada di lokasi terjadi konflik setelah masuknya laporan adanya konflik satwa liar.

"Pengusiran satwa liar tersebut akan tetap dilanjutkan pada malam hari ini," sebut Ade Putra.

Ade Putra menjelaskan, pengusiran dilakukan dengan cara membuat suara atau bunyi-bubyian dengan senjata api dan meriam karbit.

Baca juga: Satu Harimau Sumatera Tertangkap Lagi di Kabupaten Solok, Afrilius: Pintu Kerangkeng Sudah Tertutup

Baca juga: Viral Truk dan Mini Bus Tabrakan di Kayutanam Padang Pariaman, Diduga Ada Korban Terjepit

Dijelaskannya, sebelumnya ada 3 ternak kerbau milik warga yang dimangsa diduga Harimau Sumatera.

Namun, hanya 1 ekor induk kerbau yang mati dan ada 2 anak kerbau mengalami luka-luka.

"Sampai saat ini ada 4 ekor ternak jenis kerbau dimangsa diduga harimau, yaitu ada 1 ekor mati dan 3 luka-luka," sebut Ade Putra.

Dilansir TribunPadang.com, sebelumnya ada 3 kerbau dimangsa di Jorong Cubadak Lilin. Sedangkan tambahannya berlokasi di Jorong Sungai Buluah.

"Beda jorong. Satu ekor kerbau ini milik Edwar (26) warga Jorong Sungai Buluah, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Agam," ujar Ade Putra.

Ade Putra menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada Jumat tanggal 05 Maret 2021, yang lalu.

"Kerbaunya tidak marti, tapi mengalami luka di kaki kiri sehingga kakinya lumpuh," ujarnya.

Pihaknya sampai saat ini masih melakukan pengusiran dan belum memasang kerangkeng untuk menangkap satwa liar tersebut.

Baca juga: 3 Kerbau Milik Warga Matur Agam, Diduga Diterkam Harimau Sumatera: 1 Mati dan 2 Luka-luka

Baca juga: Harimau Sumatera Ciuniang Nurantih Dilepasliarkan ke Kawasan TNKS, Diangkut Pakai Helikopter

Warga Pasaman juga Temukan Jejak Harimau  

Sementara itu, warga di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumbar sempat dikagetkan lantaran adanya jejak baru Harimau Sumatera (panthera trigis sumatrae).

Kepala Resort Pasaman BKSDA Sumbar, Rusdiyan P mengatakan, jejak kaki Harimau Sumatera tersebut didapati warga di Jorong Pagaran Tanjung Botung, Nagari Koto Nopan, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumbar.

Menurutnya, jejak mirip Harimau Sumatera itu didapati oleh warga setempat ketika melintas ke tempat untuk melakukan MCK (mandi, cuci, kakus) di daerah sekitar Jorong Pagaran Tanjung Botung, Nagari Koto Nopan, Kecamatan Rao Utara, Pasaman tersebut.

"Jejak mirip Harimau Sumatera itu ditemukan warga pada Rabu (17/2/2021) yang lalu, dan selannjutnya tim BKSDA melalui resor konservasi Pasaman pada Kamis (18/02/2021) mendatangi lokasi tersebut," kata Rusdiyan P kepada TribunPadang.com, Minggu (21/2/2021).

Rusdiyan membenarkan adanya ditemukan jejak harimau sumatera tersebut saat melewati kawasan dekat pemukiman masyarakat.

Baca juga: Warga Terdampak Musim Kemarau, BPBD Distribusikan Air Bersih di Kawasan Padang Selatan

Baca juga: Beruang Kerap Muncul di Agam, BKSDA Pasang 2 Perangkap Besi di Kawasan Kelok 44

"Walaupun dia (harimau sumatera) lewat, tapi bisa dikategorikan konflik dalam skala ringan," ujar Rudiyan.

Rusdiyan menyebutkan, konflik skala ringan tersebut ketika harimau melewati pemukiman masyarakat, tapi tidak menimbulkan korban.

Namun, masyarakat yang berada di lokasi yang dilewati harimau tersebut secara psikologis terganggu.

"Kalau dugaannya ada lebih dari 1 ekor. Jadi, diperkirakan ada sebanyak 2 ekor. Kita melihat jejaknya ada 2 ukuran, dan kemungkinan itu induk sama anaknya," kata Rusdiyan.

Disebutkannya, kebiasaan harimau yang beriringan tersebut adalah induk dan anaknya. Karena ada 1 jejak besar dan 1 jejak kecil. 

"Kawasan tersebut berbatasan langsung dengan hutan lindung, apalagi ladang masyarakat. Saat masyarakat pergi ke ladang sudah biasa melihat tanda-tanda keberadaan harimau itu," katanya.

Selain itu masyarakat sudah terbiasa mendengar suara auman dari Harimau sumatera.

"Ya, namanya tinggal di dekat hutan itulah risikonya. Sama dengan masayrakat yang tinggal di dekat muara yang bertemu dengan buaya," kata Rusdiyan.

Rusdiyan mengatakan, masyarakat sudah biasa melihat tanda-tanda keberadaan harimau tersebut. Namun, tanda-tanda tersebut semakin dekat dengan pemukiman masyarakat.

"Namun, pada saat pagi hari masyarakat melalukan aktivitas mck di dekat sungai di kawasan pemukiman melihat jejak baru," kata Rusdiyan.

Rusdiyan mengatakan, harimau tersebut hanya melintas di kawasan pemukiman masyarakat.

"Pada hari Kamis (18/2/2021), saat kami mendatangi lokasi tidak ada jejak baru," kata Rusdiyan.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved