Berita Pasaman
Warga Nagari Koto Nopan Pasaman Kaget Saat Lakukan MCK, Dapati Jejak Kaki Harimau Sumatera
Warga di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dikagetkan lantaran adanya jejak baru Harimau Sumatera (panthera trigis sumatrae).
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Warga di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dikagetkan lantaran adanya jejak baru Harimau Sumatera (panthera trigis sumatrae).
Kepala Resort Pasaman BKSDA Sumbar, Rusdiyan P mengatakan, jejak kaki Harimau Sumatera tersebut didapati warga di Jorong Pagaran Tanjung Botung, Nagari Koto Nopan, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumbar.
Menurutnya, jejak mirip Harimau Sumatera itu didapati oleh warga setempat ketika melintas ke tempat untuk melakukan MCK (mandi, cuci, kakus) di daerah sekitar Jorong Pagaran Tanjung Botung, Nagari Koto Nopan, Kecamatan Rao Utara, Pasaman tersebut.
"Jejak mirip Harimau Sumatera itu ditemukan warga pada Rabu (17/2/2021) yang lalu, dan selannjutnya tim BKSDA melalui resor konservasi Pasaman pada Kamis (18/02/2021) mendatangi lokasi tersebut," kata Rusdiyan P kepada TribunPadang.com, Minggu (21/2/2021).
Rusdiyan membenarkan adanya ditemukan jejak harimau sumatera tersebut saat melewati kawasan dekat pemukiman masyarakat.
Baca juga: Warga Terdampak Musim Kemarau, BPBD Distribusikan Air Bersih di Kawasan Padang Selatan
Baca juga: Beruang Kerap Muncul di Agam, BKSDA Pasang 2 Perangkap Besi di Kawasan Kelok 44
"Walaupun dia (harimau sumatera) lewat, tapi bisa dikategorikan konflik dalam skala ringan," ujar Rudiyan.
Rusdiyan menyebutkan, konflik skala ringan tersebut ketika harimau melewati pemukiman masyarakat, tapi tidak menimbulkan korban.
Namun, masyarakat yang berada di lokasi yang dilewati harimau tersebut secara psikologis terganggu.
"Kalau dugaannya ada lebih dari 1 ekor. Jadi, diperkirakan ada sebanyak 2 ekor. Kita melihat jejaknya ada 2 ukuran, dan kemungkinan itu induk sama anaknya," kata Rusdiyan.
Disebutkannya, kebiasaan harimau yang beriringan tersebut adalah induk dan anaknya. Karena ada 1 jejak besar dan 1 jejak kecil.
"Kawasan tersebut berbatasan langsung dengan hutan lindung, apalagi ladang masyarakat. Saat masyarakat pergi ke ladang sudah biasa melihat tanda-tanda keberadaan harimau itu," katanya.
Selain itu masyarakat sudah terbiasa mendengar suara auman dari Harimau sumatera.
"Ya, namanya tinggal di dekat hutan itulah risikonya. Sama dengan masayrakat yang tinggal di dekat muara yang bertemu dengan buaya," kata Rusdiyan.
Rusdiyan mengatakan, masyarakat sudah biasa melihat tanda-tanda keberadaan harimau tersebut. Namun, tanda-tanda tersebut semakin dekat dengan pemukiman masyarakat.
"Namun, pada saat pagi hari masyarakat melalukan aktivitas mck di dekat sungai di kawasan pemukiman melihat jejak baru," kata Rusdiyan.
Rusdiyan mengatakan, harimau tersebut hanya melintas di kawasan pemukiman masyarakat.
"Pada hari Kamis (18/2/2021), saat kami mendatangi lokasi tidak ada jejak baru," kata Rusdiyan.(*)
