Pemprov Sumbar Galang Bantuan untuk Perantau Minang Korban Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel
Pemprov Sumbar Galang Bantuan untuk Perantau Minang Korban Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Disebutkannya, sampai saat ini belum ada laporan adanya warga asal Sumbar yang meninggal dunia akibat gempa.
"Namun, untuk koorban luka ringan ada sekitar 3-4 orang. Setelah gempa itu turun hujan deras, angin kencang," katanya.
Dijelaskannya, setelah gempa masyarakat pergi menyelamatkam diri tanpa penerangan.
Baca juga: Gempa Sulawesi Barat Menewaskan 27 Orang, 18 Korban di Kabupaten Mamuju, 9 di Majene
Baca juga: Yayasan Semen Padang Salurkan Bantuan Alat Medis dan Oleh-oleh Khas Minang untuk Korban Gempa Mamuju
Perantau Minang Mengungsi
Dilansir TribunPadang.com, Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang Sulawesi Barat (IKM Sulbar) M Armon hingga saat ini warga Sumatera Barat atau Sumbar di daerah yang dilanda gempa dalam keadaan aman.
Menurutnya, tercatat sebanyak 50 kepala keluarga (KK) warga asal Sumbar yang masih bertahan di daerah yang dilanda gempa tersebut.
"Orang Sumbar yang mengungsi akibat gempa itu ada sekitar 50 KK," kata Armon, Senin (18/1/2021).
Sebagaimana diketahui, bencana gempa bumi yang berkekuatan 6.2 SR terjadi pada Jumat (15/1/2021) lalu.
Ada dua lokasi terparah dari dampak kejadian gempa, yaitu di Kabupaten Mamuju dan Meneje, Provinsi Sulbar.
Armon mengatakan perantau yang berada di wilayah Mamuju dan Majene hingga kini masih tinggal di pengungsian.
Baca juga: Puluhan KK Perantau Minang jadi Korban Gempa di Mamuju Sulbar, Kini Masih di Pengungsian
Baca juga: Yayasan Semen Padang Salurkan Bantuan Alat Medis dan Oleh-oleh Khas Minang untuk Korban Gempa Mamuju
Dijelaskannya, perantau tersebut tidak ada yang di rumah. Hal itu, dikarenakan rumah mengalami kerusakan.
"Karena kondisi rumah mengalami kerusakan. Sampai saat ini arus listrik di sebagian wilayah sudah ada yang kembali hidup," katanya.
Sedangkan untuk air bersih, hingga kini belumlah ada yang mengalir, sedangkan masyarakat masih menghadapi gempa susulan.
Akibatnya, masyarakat masih bertahan di pengungsian dan belum kembali ke rumah.
"Ada posko yang kuta buat, tapi ada yang pergi mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti tempat temannya," katanya.