Kunjungan Museum Adityawarman Turun 80 Persen Selama Pandemi Covid-19
Museum Adityawarman mengalami penurunan jumlah kunjungan yang cukup tajam, yakni 80 persen pada 2020 karena adanya pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
lihat foto
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Museum Adityawarman mengalami penurunan jumlah kunjungan yang cukup tajam, yakni 80 persen pada 2020 karena adanya pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Penurunan jumlah kunjungan tampak pada wisata edukasi, dimana yang dulunya ramai, sekarang sudah jauh berkurang.
Hal itu diakui pemandu museum Adityawarman yang bernama Mega Liberni.
"Turunnya sekitar 80 persen, tak hanya wisata edukasi, tapi juga kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri, semuanya berkurang," tutur Mega.
Baca juga: Cek Jawaban: Sejarah Berdirinya Museum Nasional, Soal SD Kelas 4-6 TVRI Belajar dari Rumah
Baca juga: Sejarah Berdirinya Museum Nasional, Simak Jawaban Soal SD Kelas 4-6 Belajar dari Rumah di TVRI
Baca juga: Di Museum Nasional Terdapat Patung Arca Ganesha. Coba Jelaskan Makna dari Bentuk Arca Ganesha
Biasanya, pada hari libur banyak orang datang ke museum untuk edukasi, wisatawan pun ramai sampai sore. Sekarang jauh berkurang.
Kunjungan di masa pandemi hanya sekitar 20 persen, sisanya sudah tidak ada lagi.
Mega mengungkapkan, satu gelombang wisata edukasi biasanya pengunjung berasal dari luar kota, satu sekolah biasanya dikunjungi lebih dari 200 orang, misal dari Pekanbaru.
"Mayoritas pengunjung untuk wisata edukasi, siswa dan mahasiswa," terang Mega.
Alur ke Museum Adityawarman di masa Pandemi Covid-19 masih sama. Namun jika terlalu ramai akan dibatasi.
Baca juga: Ceritakan Kembali Sejarah Berdirinya Museum Nasional, Jawaban Materi SD Kelas 4-6 di TVRI
Baca juga: Koleksi Jejak-jejak Sejarah Jenderal Sudirman di Museum Vredeburg, Cek Jawaban Belajar dari Rumah
Baca juga: Museum Adityawarman Kota Padang Miliki 6.217 Koleksi, Ada Biologika, Geografika, Etnografika
Sejauh ini, petugas tidak terlalu membatasi, karena pengunjung sudah tahu saja aturan kunjungan di masa pandemi. Kalau ramai di satu tempat, mereka akan pergi ke tempat yang lain.
Mega menerangkan, banyak yang ditampilkan di Museum Adityawarman. Ada pameran tentang kebudayaan, mulai dari sejarah Minangkabau hingga koleksi-koleksinya.
Di museum juga memperkenalkan ciri khas Minangkabau, yakni ruang peragaan pelaminan pernikahan adat Minang.
Selain itu juga ada ruang khasanah koleksi, koleksi umum.
"Kenapa koleksi umum, karena Museum Adityawarman museum umum. Punya 10 jenis koleksi, ada ditampilkan di khasanah koleksi," jelas Mega.
Baca juga: POPULER - 25.129 Pelamar CPNS Sumbar Bisa Ikut Tes| Museum Adityawarman Naik Kelas
Baca juga: Tipe Museum Adityawarman Naik dari Tipe B ke Tipe A Versi Kemendagri
Baca juga: Berwisata ke Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan di Kota Padang, Gratis Tanpa Pungutan Biaya
Museum Adityawarman, kata Mega, juga membuat program untuk meningkatkan kunjungan. Seperti membuat program-program kreatif seperti mengadakan pameran.
Pada 2 Desember 2019 hingga 26 Juni 2020 Museum Adityawarman mengadakan pameran padi sawah yang mengusung tema "Aku Bangga Jadi Petani".
Setelah itu, ada pameran surau yang merupakan pameran temporer, menampilkan bagaimana takbir dan tahlil bergema di surau Minangkabau.
Baca juga: Selain Rumah Makan Padang, Ada Informasi tentang Pariwisata Padang di Museum Vietnam
Baca juga: Pemko Padang Jadikan Gedung Juang 45 Sebagai Museum Gempa Padang, Dispar: Sedang Renovasi
"Biasanya kita ganti rutin sekali setahun. Pamerannya juga disesuaikan dengan koleksi yang dimiliki museum," ungkap Mega.
Kepada masyarakat, Mega mengajak mari mempelajari budaya alam Minangkabau dan menjadikan museum sebagai tempat belajar budaya. Baik itu kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa. (*)
