Pilpres Amerika Serikat 2020

China Kirim Ucapan Selamat kepada Joe Biden, Tapi Ada Kritikan dari Pemimpin Negara Lain

China turut mengirim ucapan selamat kepada Joe Biden, yang diproyeksikan memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Editor: Emil Mahmud
KWTX
Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden. 

TRIBUNPADANG.COM - China turut mengirim ucapan selamat kepada Joe Biden, yang diproyeksikan memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

"Kami menghormati pilihan rakyat Amerika. Kami mengucapkan selamat kepada Biden dan Harris," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Jumat (13/11/2020) waktu setempat.

Hubungan AS-China sangat penting bagi kedua negara dan juga masyarakat internasional secara umum.

Hubungan AS-China memburuk dalam beberapa waktu terakhir, dipicu oleh isu perdagangan, espionase, dan pandemi Covid-19.

Rusia sementara itu belum mengirim ucapan selamat untuk Biden-Harris.

Empat tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin termasuk di antara pemimpin dunia pertama yang mengucapkan selamat atas kemenangan Donald Trump.

Namun kali ini, tidak ada cuitan, telegram, maupun telepon dari Putin untuk Biden.

Baca juga: Tertinggal Jauh dari Joe Biden, Donald Trump Ajukan Gugutan di Tiga Negara Bagian

Baca juga: Rincian Daerah yang Dimenangkan Joe Biden, Hasil Penghitungan Suara Sementara Pilpres AS

"Kami meyakini, hal yang semestinya kami lakukan adalah menunggu hingga kami mendapatkan hasil pemilu yang resmi," ujar juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov.

Sementara itu, ketika para pemimpin dunia memberi ucapan selamat kepada Biden, Presiden Iran Hassan Rouhani justru memberikan penilaian atas kekalahan Presiden Trump.

Dalam rapat kabinet yang disiarkan langsung oleh televisi Iran, Hassan Rouhani mengejek Trump yang kalah dalam pemilihan presiden.

"Rezim yang memimpikan kehancuran Iran dengan sendirinya dilengserkan secara hina, dan sekarang semua negara - kecuali beberapa yang selalu membuntuti rezim tersebut - melihat keadaan yang berbeda di masa depan," kata Rouhani, Rabu (11/11/2020).

Lebih lanjut Presiden Rouhani mengatakan pemerintahan Trump adalah "aktor yang menjengkelkan yang mempunyai peran negatif" terkait hubungan Iran dengan negara-negara tetangganya.

"Rezim yang akan berakhir dalam hitungan bulan ini tidak tahu banyak tentang hubungan internasional dan didekte oleh ekstremis dalam negeri dan rezim Zionis (Israel)."

Pada bagian lain, Rouhani menegaskan siapa pun yang menjadi presiden AS tidak akan mengubah kebijakan Iran dan tergantung pada AS apakah akan menempuh jalur diplomasi atau tidak, termasuk apakah AS akan kembali ke perjanjian nuklir antara Iran dan beberapa negara besar lainnya yang diraih pada tahun 2015.

"Ini tergantung mereka. Jika mereka memenuhi tanggungjawab maka mereka bisa memilih jalur baru," kata Rouhani.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved