Advertorial
Catatan Dari Webinar SP-BSM: Bekerja dan Bermuamalah sebagai Ibadah di Masa Pandemi
PT Semen Padang bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM), pada Rabu, (14/10/2020) menggelar Webinar, dengan tema
"Dalam masa pandemi ada aturan yang ditaati dalam bermuamalah sesama manusia," tukasnya.
Group Head Funding, Hajj and Umra BSM Vita Andrianty pada kesempatan itu mengatakan, pekerjaan rumah bank syariah saat ini masih panjang. Hal itu dilihat dari market share perbankan syariah yang baru 8 persen.
"Ini menjadi PR bagi kami untuk meliterasi, bersilaturrahim dan memberikan pelayanan yang baik agar makin kompetitif," katanya.
"Kami berharap Insya Allah mendapat keberkahan dari Allah dengan berkarya di bank syariah. Semoga Allah menilainya sebagai amal jariah. Ini menjadi energi yang semakin besar bagi kami di masa pandemi, dengan menjadi lebih produktif," katanya.
Baca juga: PT Semen Padang Raih Dua Penghargaan, dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Baca juga: UPZ Baznas Semen Padang Rutin Santuni 350 Fakir, Jompo, Cacat dan Janda Tua Setiap Bulan
Bukan Sekadar Cari Makan
Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Prof. KH.M.Cholil Nafis, LC,MA, Ph.D dalam paparannya mengingatkan bahwa dalam Islam bekerja tidak hanya untuk sekadar mencari maisyah (makan), melainkan harus diniatkan sebagai ibadah kepada Allah SWT.
"Bekerja itu bukan untuk mencari duit semata, namun ada unsur ukhrawi dan spritual yakni beribadah pada Allah SWT. Ini mesti dipahami dalam konteks berkerja. Kalau ini sudah ada dalam diri karyawan Semen Padang, barangkali tidak perlu lagi repot-repot melaksanakan training. Training hanya untuk silaturrahim," kata ulama yang akrab disapa Kiyai Cholil itu.
Kiyai Cholil mengatakan, bekerja merupakan tugas kemanusiaan sebagai khalifah di muka bumi. Dalam sebuah riwayat diceritakan, seorang sahabat bertanya kepada rasul,"Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?."
Nabi menjawab, pekerjaan dengan tangannya sendiri dan perniagaan/ jasa yang diberi pada orang lain.
Terkait perniagaan, lanjut Kiyai Cholil, Rasulullah pernah mengatakan, jika ingin kaya, hendaklah berbisnis.
"Tidak perlu didikotomikan antara bekerja dengan tangan sendiri dengan berbisnis. Keduanya bisa dilaksanakan bersamaan. Sambil bekerja dengan tangan sendiri, kita bisa berbisnis juga," kata Staf Pengajar Ekonomi dan Keuangan Syariah Pascasarjana Universitas Indonesia itu.
Pembina Yayasan Investasi Cendekia Amanah itu mengatakan, bila pekerjaan dilandasi ibadah kepada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan pahala.
"Misalnya, kalau berhijrah karena Allah, akan dapat pahala. Namun kalau hijrah motivasi yang lain semisal untuk menikahi seseorang, hanya akan mendapatkan apa yang diniatkan di dunia," ulasnya.
Contoh lainnya, memberikan sesuatu kepada orang lain agar dipilih pada pilkada, tidak akan mendapatkan apa-apa, selain mungkin terpilih atau tidak terpilih. Namun ketika memberi seorang karena empati dan diniatkan karena Allah, akan mendapat pahala.
Pada kesempatan itu, Kiyai Cholil menekankan, arti fisabilillah bukan hanya untuk orang berjuang dalam perang.