Penanganan Covid
Protokol Kesehatan 3 M Dinilai Masih yang Terbaik, Sebelum Uji Coba Vaksin Covid-19 Selesai
Hingga saat ini kiranya tidak ada vaksin yang lebih baik daripada protokol kesehatan yakni melakukan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun d
TRIBUNPADANG.COM - Hingga saat ini kiranya tidak ada vaksin yang lebih baik daripada protokol kesehatan yakni melakukan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta Menjaga jarak).
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Tim Pedoman & Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI, Dr dr Eka Ginanjar, SpPD-KKV, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (9/10/2020).
Menurutnya, sampai vaksin Covid-19 selesai diujicoba dan terbukti efektif dan aman digunakan.
"Walaupun sulit dan banyak masyarakat belum terbiasa, namun langkah 3M ini adalah cara yang paling efektif hingga saat ini dalam mencegah penularan," kata Eka Ginanjar.
Eka melanjutkan, masyarakat penting mengingat ini apabila menggunakan masker kain (non medis), sebaiknya dicuci setelah beraktivitas dan diganti dengan masker baru yang bersih dalam aktivitas berikutnya.
Sedangkan apabila menggunakan masker medis seperti masker bedah, N95 dan KN95, maka sebaiknya masker dibuang di tempat sampah dalam keadaan tidak utuh untuk memcegah didaur ulang.
Bila penggunaan untuk medis maka digolongkan dalam sampah medis yang harus dikelola khusus.
• UPDATE Corona Sumbar 8 Oktober 2020: Tambah 203 Positif, Meninggal Dunia 2, Sembuh 142 Orang
• Cegah Kerusuhan Terulang, Polisi Amankan Remaja yang Lewat di DPRD Sumbar, Dikirim ke Brimob
Eka menyadari ketidaknyamanan masyarakat dalam menggunakan masker dalam beraktifitas.
"Disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun ini adalah bukan hanya menjaga keselamatan diri sendiri, namun juga keluarga dan orang disekitar," jelasnya.
Eka pun memaparkan, kondisi saat ini harus yang diwaspadai adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang bisa saja merasa sehat dan terus beraktifitas dengan mengabaikan protokol kesehatan.
"Sebagian besar pasien Covid yang ditangani para dokter merasa menyesal tidak mematuhi protokol kesehatan setelah terkena Covid, dan mereka merasakan betul bahwa Covid itu nyata dan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, cegahlah diri Anda dari penularan dan cegahlah diri Anda juga untuk menjadi sumber penularan," ujar Eka.
Ilustrasi dokter dan virus corona atau Covid-19 (Kolase TribunNewsmaker- Shutterstock dan Freepik)
Hingga Jumat 9 Oktober 2020, Sudah 132 Dokter Meninggal karena Terpapar Covid-19
Selama pekan pertama Oktober 2020 ada 5 dokter meninggal akibat Covid-19.
Hingga hari ini, Jumat (9/10/2020), total ada 132 dokter wafat akibat Covid-19. Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 68 dokter umum (4 guru besar), dan 62 dokter spesialis (5 guru besar), serta 2 residen.
Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 61 IDI Cabang ( Kota/Kabupaten).