Polemik Ucapan Puan Maharani
Fadli Zon Bicara soal Puan dan Saham Orang Minang: Saya Ingin Bukittinggi jadi Kota Perjuangan
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyayangkan pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani soal Sumatera Barat (Sumbar) dukung pancasila.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyayangkan pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani soal Sumatera Barat (Sumbar) dukung pancasila.
Padahal, kata dia, orang Sumbar turut serta dalam perjuangan dan merumuskan pancasila.
Menurutnya, orang Sumbar memiliki peran besar dalam mendirikan negara.
• Ustaz Abdul Somad Sebut Masyarakat Sumbar Paling Pancasilais: Merdeka, Allahuakbar!
Bahkan, lanjut Fadli Zon, Kota Bukittingi harusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat karena pernah menjadi basis perjuangan masa kemerdekaan.
"Saya melihat orang Sumbar itu dari dulu punya independensi cukup tinggi, egaliter, tidak bisa diatur dengan mudah, harus diyakinkan dengan memenangkan hati dan pikirannya," katanya di Bukittingi, Minggu (6/9/2020).
Menurutnya, memenangkan hati dan pikiran orang Sumbar tidak mudah apalagi dibeli dengan uang.
Hal itu sudah menjadi karakter jauh sebelum Indonesia merdeka.
• Buntut Pernyataan Puan, Beredar Kabar Mulyadi-Ali Mukhni Kembalikan SK Dukungan ke PDIP
"Karakter itu sulit untuk diubah, dan pernyataan (Puan) itu mungkin maksudnya tidak ada niat jelek. Sayangnya tidak diralat dengan cepat," kata dia.
Kata dia, jika diralat lebih cepat dan akan lebih memudahkan untuk klarifikasi.
Pernyataan itu dinilainya membangkitkan semacam rasa etnonasionalisme.
"Karena orang Minang ini secara sejarah, punya banyak peran sejarah di masa lalu."
"Setidaknya ada tiga yang ikut merumuskan pancasila dari sini, Mohammad Hatta, M Yamin, Agus Salim," katanya.
• Tak Cuma ke Mabes Polri, Puan Maharani juga akan Dilaporkan ke MKD DPR RI
Selain itu, pahlawan nasional yang jumlahnya hampir 15 persen dari keseluruhan tokoh pahlawan nasional.
Namun, bukan berarti tidak ada kontribusi dari yang lain, tetapi kebetulan di masa itu banyak sekali peranan tokoh Minang.
Kata dia, majalah Tempo pernah membuat serial 4 pendiri republik dan 3 di antaranya orang Minang.
"Saya selalu mengatakan secara provokatif, berarti negara Indonesia ini sahamnya 75 persen orang Minang."
"Dan, saya termasuk orang yang menginginkan Bukittinggi menjadi kota perjuangan," sebutnya.
Hal itu supaya Bukittinggi diperhatikan khusus, seperti halnya Surabaya dijuluki Kota Pahlawan.
• Kasus Corona Sumbar Naik Tajam, Tambah 237 Positif Hari Ini, Catat Rekor Tertinggi Baru
"Jadi kalau kota perjuangan Bukittinggi, maka dia punya saham dan anggaran dari pusatnya harusnya spesial," katanya.
Bukittinggi, menurut dia, memiliki peran yang sangat krusial karena pernah menjadi ibukota negara pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
"Alasannya cukup jelas, karena di Sumatera Barat pernah menjadi kekuatan negara di saat sangat-sangat krusial."
"Kalau tidak ada PDRI, tidak ada namanya Republik Indonesia lagi," sebutnya.
Hal itu menjadi alasan menurutnya ada perhatian khusus bagi Bukittingi, Sumbar. (*)