Pilkada Sumbar 2020
Hadiri Silaturahmi Pemenangan Mahyeldi-Audy, Irwan Prayitno: Saya Kader dan Fungsionaris PKS
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno menghadiri acara koordinasi, konsolidasi, dan silaturahmi tim pemenangan Mahyeldi-Audy Joinaldy di po
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno menghadiri acara koordinasi, konsolidasi, dan silaturahmi tim pemenangan Mahyeldi-Audy Joinaldy di posko pemenangan Jalan A Yani, Kota Padang, Provinsi Sumbar pada Jumat (4/9/2020).
Irwan Prayitno menegaskan, kehadiran dirinya bukan sebagai orang nomor satu di Sumatera Barat (Sumbar).
"Saya ingin menegaskan, kehadiran saya di sini bukan sebagai gubernur," tegas Irwan Prayitno.
Menurut dia, gubernur itu adalah jabatan, fungsi dan perannya sebagai pembina politik di Sumbar.
Gubernur bertugas mensukseskan semua pesta politik baik gubernur, bupati dan wali kota hingga terpilih definitif.
• Kompak Kenakan Pakaian Krem Motif Batik, Mahyeldi-Audy Joinaldy Daftar ke KPU Sumbar Hari Ini
• SAH, PKB Labuhkan Dukungan ke Fakhrizal-Genius Umar di Pilgub Sumbar 2020
"Jadi tidak sebagai gubernur. Namun demikian, kehadiran saya karena dua hal, saya sebagai kader PKS dan sebagai Fungsionaris pengurus DPP PKS," ujar Irwan Prayitno.
Dikatakannya, sebagai kader dan pengurus, itu punya kewajiban, tugas dan tanggung jawab menjalankan perintah, arahan dan tugas partai.
"Itulah yang menjadi satu sebab saya kemari," sambung Irwan Prayitno.
Selain itu, Ia mengakui kedatangannya juga dinilai agak subjektif. Karena khususnya Mahyeldi, Irwan Prayitno menuturkan, sudah kenal dengannya sejak masih menduduki bangku SMA di Bukittinggi yakni sekitar 1985.
"Beliau duduk mengaji, saya gurunya. Waktu itu saya masih kuliah di UI. Sebulan sekali, saya dari Jakarta ke Padang, dan wajib langsung ke Bukitinggi."
"Gak bisa dilupakan semenjak beliau SMA. Pindah 1986 ke Padang, beliau jadi mahasiswa Pertanian, masih jadi murid saya," imbuh Irwan Prayitno.
Setelah itu pada 1988, saat membuka Adzkia setamat dari UI, tutur Irwan Prayitno, pegawai pertama Adzkia adalah Mahyeldi.
Kemudian, Mahyeldi menikah. Irwan Prayitno bercerita juga sempat mencarikan calon istri untuk Mahyeldi.
"Saya carikan istrinya, saya tanya ke istri saya, bahwa Mahyeldi sudah lapor mau nikah. Zaman dulu kalau nikah, mesti lapor dulu."