Corona Sumbar
Gubernur Bahas Lonjakan Positif Corona di Sumbar, Irwan Prayitno: Tunggu Sanksi Perda
Hingga Jumat (28/8/2020) hari ini kasus positif corona di Sumatera Barat (Sumbar) masih terus bertambah.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Hingga Jumat (28/8/2020) hari ini kasus positif corona di Sumatera Barat (Sumbar) masih terus bertambah.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengemukakan hal yang menjadi penyebab bertambahnya angka kasus positif corona di wilayahnya.
Menurutnya, relatif masih banyak masyarakat yang ingin keluar rumah setelah menjalani PSBB selama berbulan-bulan lamanya.
Diawali dari Idul Adha lalu, kasus baru mulai ada peningkatan bahkan mencapai di atas 30 kasus.
Dibandingkan, sebelum Idul Adha kasus hanya di bawah 10.
Sebab, perantau yang tidak pulang kampung saat Hari Raya Idul Fitri, diperkirakan baru memilih pulang saat Idul Adha atau hari raya berikutnya.
• Positif Corona Melonjak Lagi, Gubernur Irwan Prayitno Ingin Perda New Normal Segera Disahkan
• Gubernur Irwan Prayitno Hingga PKK Luncurkan Gerakan Tiga Juta Masker di Sumatera Barat
"Itu bisa jadi salah satu hal penyebab kemudian dibukanya jalur penerbangan. Itu tidak bisa dilarang. Jika dibatasi orang datang pasti ditegur oleh pemerintah pusat," ucap Irwan Prayitno.
Bahkan, memberlakukan swab gratis di bandara pun ditanya, bahkan dilarang juga, dalam artian nanti orang takut datang ke Sumbar gara-gara swab.
"Saya bilang gratis, tetapi swab itu pilihan. Jadinya susah, yang tidak mau diswab, ternyata positif.
Makanya diswab, isolasi diri sebelum hasil swabnya keluar," jelas Irwan Prayitno.
Logikanya, sebut Irwan Prayitno, mudah dipahami ketika banyak orang keluar rumah, bepergian.
Selanjutnya, kata orang nomor satu di Sumbar ini saat warga berjalan-jalan tentunya bakal ketemu dengan beberapa orang lainnya.
"Lalu terpapar dengan sesama," kata Irwan Prayitno saat diskusi virtual bersama awak media, Jumat (28/8/2828)
Menurutnya, jika ada satu atau dua orang yang membawa dan ia berstatus OTG, maka itu lah yang berpotensi menular.
Sejauh itu, bagi warga yang melakukan kegiatan tersebut akan berpeluang besar untuk tertular virus corona atau Covid-19.
Oleh karenanya, kata dia, apabila memang tidak mau terpapar, maka hindari untuk ketemu orang.
Artinya, imbuh Irwan Prayitno hendaknya warga cukup di rumah saja, lockdown atau PSBB.
"Itu otomatis tidak akan ada tambahan kasus sebab di rumah saja, tapi itu tidak mungkin. PSBB selama dua bulan, semua merasakan bagaimana susahnya," terang Irwan Prayitno.
Dampak ekonomi paling terasa, sedangkan pemerintah tidak mampu memberikan subsidi lantaram kemampuan terbatas.
• UPDATE Corona Sumbar 28 Agustus 2020, Tambah 27 Kasus Covid-19 Hari Ini, 20 Orang dari Padang
• Update Corona Dunia Per 28 Agustus 2020: Total 6 Juta Terinfeksi di AS dan Arab Saudi 311 Ribu
• Anak-anak Manfaatkan Wifi di Musala Abdullah Kota Padang, Mereka Bisa Belajar Daring
Tak hanya itu, dampaknya juga ada yang lainnya sehingga kebijakan dari pemerintah membuka semua peluang untuk keluar rumah tetapi ikut protokol kesehatan.
"Itu kuncinya, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Insya Allah aman," tutur Irwan Prayitno.
Jadi selama obat belum ketemu, vaksin belum ketemu, maka jumlah kasus akan bertambah terus dan tidak akan pernah habis.
Irwan Prayitno optimistis bila warga dan semua orang ikut protokol kesehatan kecil kemungkinan bisa terpapar Covid-19.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Jika tetap melanggar akan dikenakan sanksi Perda.
"Sanksi denda dan kurungan, itu sedang dibahas di DPRD. Mudah-mudahan cepat dan akan disosialisasikan untuk memberikan efek jera," tegas Irwan Prayitno. (*)