Corona Sumbar

Soal Lonjakan Kasus Corona di Sumbar, Pom Harry Satria: Partisipasi Masyarakat Jadi Kunci

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Barat (Sumbar),Pom Harry Satria menegaskan, partisipasi masyarakat menjadi kunci utama untuk penceg

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi: Virus corona atau Covid-19 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Barat (Sumbar), Pom Harry Satria menegaskan, partisipasi masyarakat menjadi kunci utama untuk pencegahan penyebaran wabah virus corona atau Covid-19.

Menurutnya, dalam penanganan Covid-19 tak cukup bila hanya mengandalkan kemampuan testing  laboratorium, tracing dan isolasi.

"Kondisi sekarang ini kita harus menemukan suatu langkah, yang kuncinya adalah partisipasi masyarakat memutus rantai penularan tersebut," jelas Pom Harry Satria saat dihubungi, Senin (24/8/2020).

Prediksi Wabah Covid-19 Bisa Selesaikan Lebih Cepat dari Flu Spanyol, WHO Optimistis

Horee! BLT Rp 2,4 Juta untuk UMKM, Dikucurkan 24 Agustus 2020 untuk 12 Juta Penerima

Ia menilai selama ini mengandalkan testing saja, sementara kuncinya partisipasi.

Menurutnya, kalau partisipasi masyarakat untuk memutus mata rantai penularan tidak berhasil didapatkan, permasalahan ini tidak akan selesai.

Jika persoalan vaksin dan pengobatan masih dalam proses, cara yang terbaik yang dapat dilakukan adalah memutus mata rantai penularan.

Ia berharap kepada pemerintah selaku pengambil kebijakan, salah satu hal yang penting adalah bagaimana bisa meningkatkan partisipasi masyarakat.

Bentuknya melakukan physical distancing, dan hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi budaya, sosial, dan agama.

"Maka keterlibatan tokoh agama dan tokoh adat selain keterlibatan para pengambil kebijakan sebagai panutan, tokoh itu sangat penting," tegas Pom Harry Satria.

Dengan kondisi jumlah kasus yang terus meningkat, imbuhnya akan membuat suatu keadaan yang tidak terkendali, dan melebihi batas kemampuan.

Sejauh ini lanjutnya kekhawatiran sangat besar tentunya pada dokter dan petugas medis yang berhadapan pada kondisi yang meningkat.

"Memang saat ini tenaga kesehatan, dokter dan unit kesehatan yang terpapar tidak banyak," paparnya.

Namun, dikatakannya ketika berada pada kondisi serba terbatas, maka layanan tidak akan bisa dilakukan.

"Tenaga sudah terkuras habis, fasilitas habis dimanfaatkan, tapi tingkat rawatan dan tingkat kebutuhan untuk penyembuhan masih terus berjalan sehingga ada keadaan kemampuan untuk itu sudah tidak terpenuhi lagi," ujar Pom Harry Satria.

Jika tiba pada keadaan itu, Sumbar akan berada pada kondisi yang sangat sulit, meski katanya masih ada harapan kepada masyarakat untuk menjaga diri.

Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Hal 81 82, Bagaimana Kondisi Paru-paru pada Penderita Tuberkulosis

BMKG Keluarkan Peringatan Dini, 2 Wilayah Sumbar Berpotensi Hujan Petir dan Angin Kencang

"Itu target utama, tapi kita butuh suatu langkah, selain regulasi dan kebijakan, kita butuh panutan," ucap Pom Harry Satria.

Menurut Pom Harry Satria perlu imbauan masif dan contoh seseorang menyepakatinya sebagai budaya baru dalam kehidupan new normal.

Budaya yang diharapkan tersebut, hendaknya muncul pada kondisi sekarang.

"Budaya malu tidak melakukan phisycal distancing, pakai masker, cuci tangan, baik tingkat pemerintah, tokoh masyarakat maupun masyarakat itu sendiri," terang Pom Harry Satria. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved