Berita Kabupaten Agam Hari Ini
Ada Pohon Medang di Kabupaten Agam, BKSDA Sebut Termasuk Kelompok yang Terbesar
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) sebut ada pohon yang masuk dalam catatan pohon berdiameter
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) sebut ada pohon yang masuk dalam catatan pohon berdiameter terbesar di dunia.
Pohon tersebut merupakan jenis Medang (litsea sp) yang terdapat di Nagari Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
Pengendali Ekosistem Resor Agam, Ade Putra, telah melakukan survey keanekaragaman hayati ekosistem darat di Nagari Koto Malintang.
"Kami mencatat, keliling pohon mencapai 14,5 meter dengan diameter mencapai 4,5 meter lebih dan tinggi lebih dari 35 meter," kata Ade Putra, Kamis (20/8/2020).
• Pemko Padang Evaluasi Data 52 Ribu KK Terdampak Covid-19 tapi Belum Terima Bantuan
Kata dia, tentu saja ukuran ini menjadikan pohon tersebut, termasuk kelompok pohon dengan ukuran diameter terbesar di dunia.
"Menurut data yang ada pohon Sequoua yang diberi nama General Sherman merupakan pohon terbesar di dunia dengan diameter mencapai 11 meter dan tinggi lebih dari 80 meter dengan umur sudah lebih dari 2.000 tahun," ujarnya.
Disebutkannya, pohon ini terletak di Taman Nasional Sequoia di California dan merupakan yang terbesar dan tertua di dunia.
Sedangakan, ukuran pohon 'raksasa' dari Nagari Koto Malintang ini hampir menyerupai pohon terkenal dari jenis Agathis di negara Selandia Baru, yaitu pohon Tane Mahuta yang berada di hutan Waipoua, Selandia Baru.
"Pohon di Selandia Baru tersebut dengan diameter 4,4 meter dan tinggi 50 meter dan sudah ada sejak 1.250 tahun yang lalu, atau bahkan 2.500 tahun yang lalu," sebutnya.
Ia menyebutkan, adanya potensi kekayaan keanekaragaman hayati ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia.
Ia berharap pohon tersebut mendapatkan perhatian dan perlindungan yang maksimal.
"Pohon ini juga turut mendukung Nagari Koto Malintang melalui Wali Nagarinya mendapatkan penghargaan tertinggi bidang lingkungan yaitu Kalpataru dari Presiden Indonesia yaitu pada tahun 2013," sebutnya.
Selain itu, kearifan lokal yang telah berlangsung lama menjadikan pohon tersebut tetap ada dan terlindungi sampai sekarang.
Kata dia, lokasi pohon ini berada satu kilometer dari pemukiman warga dengan waktu tempuh jalan kaki selama kurang lebih 20 menit.
"Sepanjang perjalanan akan disuguhi dengan pepohonan durian yang selalu menjadi atraksi menarik ketika musim berbuah," sebutnya.