Dede Yusuf Sarankan Nadiem Makarim Besilaturahim Organisasi Penggerak, Polemik POP

Polemik seputar Program Organisasi Penggerak (POP) mendapat respon dari kalangan DPR RI.

Editor: Emil Mahmud
Dok.Kemendikbud/Kompas.com
Ilustrasi: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim melantik 29 Pejabat Eselon 1 dan 2, Rektor, serta Pejabat Fungsional Ahli Utama, secara virtual, pada Selasa (21/07/2020). 

TRIBUNPADANG.COM - Polemik seputar Program Organisasi Penggerak (POP) mendapat respon dari kalangan DPR RI.

Sekaitan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) diminta untuk bersikap bijaksana menanggapi polemik tersebut. 

Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf menilai permintaan maaf Mendikbud Nadiem Makarim merupakan sikap yang bijaksana.

Namun, Dede menekankan pentingnya komunikasi yang intens antara Nadiem dengan organisasi penggerak.

“Saya kira kalau beliau mau minta maaf, itu sangat bijaksana. Tetapi yang paling penting menurut saya adalah komunikasi,” kata Dede Yusuf saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2020).

Dede menyarankan Nadiem berkunjung dan bertatap muka dengan pimpinan organisasi penggerak.

Sebab, menurut Dede, dengan bersilaturahim, Nadiem dapat menjelaskan maksud dan tujuan dari program yang digagasnya itu.

“Di dalam budaya Indonesia komunikasi itu tidak bisa dilakukan secara virtual, datangilah organisasi-organisasi besar itu, jelaskan maksud dan visi pendidikan dan kemudian silaturahimnya dikuatkan kembali,” ujar politisi Demokrat ini.

Nadiem Makarim Beberkan Skenario Mengawali Tahun Ajaran Baru Saat Pandemi Corona

Nadiem Makarim Bolehkan Guru dan Murid Beli Paket Internet Pakai Dana BOS, Termasuk Beli Masker

“Karena bagaimana pun juga NU dan Muhammadiyah adalah bagian integral dari dunia pendidikan bangsa ini sejak dulu, sehingga komunikasi aktif menjadi sangat berarti,” tutur Dede.

Sebelumnya, PGRI, Lembaga Pendidikan Ma'arif PBNU, serta Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah memutuskan mundur dari Program Organisasi Penggerak.

Nadiem pun berharap organisasi penggerak yang selama ini sudah menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa besar di dunia pendidikan, dapat kembali bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP).

"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna," ujar Mendikbud seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Selasa (28/7/2020).

Dalam keterangan tertulisnya, Nadiem juga menyatakan bahwa Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation dipastikan menggunakan skema pembiayaan mandiri untuk mendukung POP.

Sehingga, kedua yayasan yang selama ini bergerak di bidang pendidikan tersebut tidak memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjalankan programnya.

Dengan demikian, Nadiem berharap hal itu akan menjawab kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan, dan isu kelayakan hibah yang sekarang dapat dialihkan kepada organisasi yang lebih membutuhkan.

Empat Kebijakan Kampus Merdeka Mendikbud Nadiem Makarim Disosialisasikan di Sumbar

Mendikbud Nadiem Makarim Keluarkan Peraturan Baru PPDB 2020, Ini Syarat Masuk TK dan SD

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved