Bank Sampah di Pasaman Barat Sulap Botol Plastik Bekas jadi Kursi yang Empuk, Begini Prosesnya
Bank Sampah Tuah Basamo di Sumatera Barat (Sumbar) olah botol minuman mineral bekas menjadi kursi.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Bank Sampah Tuah Basamo di Sumatera Barat (Sumbar) olah botol minuman mineral bekas menjadi kursi.
Bank Sampah Tuah Basamo ini berlokasi di Jalan Tuangku Sasak, Kejorongan Kapa Utara, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar.
Ketua Bank Sampah Tuah Basamo, Iwen mengatakan, dalam pembuatannya membutuhkan bahan-bahan dari botol Aqua ukuran besar 1,5 liter, triplek, busa, lem, hekter dan paku.
• Warga Dibekali Cara Kelola dan Mengolah Sampah, Giat TMMD Ke-108 Kodim 0307/Tanah Datar
Kata dia, pembuatan kursi serta kayunya membutuhkan waktu sekitar tiga hari pengerjaaan.
"Itu kalau satu set yang terdiri dari tiga kursi dan satu meja," sebut Iwen, Sabtu (18/7/2020).
Disebutkannya, untuk kursi saja, waktu pembuatannya bisa setengah hari.
Iwen mengatakan, botol Aqua yang digunakan tidak bocor, dan tutupnya masih dalam keadaan bagus.

• Cikal Bakal Bank Sampah Tuah Basamo di Pasaman Barat Sumbar, Bermula dari Becak hingga Mobil
"Karena botol sudah banyak di Bank Sampah Tuah Basamo ini, jadi tinggal mengambil saja di gudang," ujarnya.
Setelah diambil, lalu dibersihkan dan diikat beberapa botol pakai lakban atau karet lainnya.
"Dikasih penyangga dari kayu agar kuat, baru dilapisi dengan busa, dan dikasih gabus agar empuk," ujarnya.
Dikatakan Iwen, dirinya masih dalam percobaan pembuatan, tapi pengerjaan meja belum selesai.
Sedangkan untuk kursi yang sudah dibuat hasilnya cukup bagus, sehingga sudah ada yang memesannya.
• Bank Sampah Tuah Basamo Olah Sampah Organik, Disulap Jadi Pengharum Ruangan
"Tapi kami belum berani mematok harga berapa, karena untuk mejanya belum ada," sebutnya.
Pembuatan meja, kata dia, menggunakan kaca yang harus dibeli dan sesuai ukuran yang dibuat.
Kata dia, kursi yang dibuatnya masih menggunakan busa biasa, sehingga belum terlalu bagus.
"Namun, untuk hasil yang telah kami buat cukup lumayan. Kursinya terbilang ringan sekali, sampai anak-anak dapat mengangkatnya," katanya.
Harapannya, masyarakat dapat membuat atau memanfaatkan juga barang-barang bekas agar kembali bernilai. (*)