Hari Lahir Pancasila

Fakta Unik Lahirnya Pancasila, 2 Tokoh Lain di Balik Kelahirannya hingga Perenungan Soekarno di Ende

Rumusan awal Pancasila dikemukakan Soekarno saat sidang Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 1 Juni 1945

Editor: afrizal
.(KOMPAS/YUNIADHI AGUNG)
Salah satu koleksi Museum Nasional terkait kelahiran Pancasila. Gambar diambil pada 2 Juni 2017 

TRIBUNPADANG.COM- Rumusan awal Pancasila dikemukakan Soekarno saat sidang Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 1 Juni 1945.

Setiap 1 Juni saat ini pun dijadikan sebagai Hari Lahir Pancasila dan diperingati tiap tahun.

Namun, sebelum lahirnya Pancasila, ada sejumlah fakta menarik di balik lahirnya dasar negara ini.

Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni Bisa Dikirim via WhatsApp & Pasang Instagram - Facebook

Beda Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila, Sejarah 1 Juni Jadi Hari Lahir Pancasila

Selain Soekarno, ada beberapa tokoh sentral lainnya yang ikut berperan dalam lahirnya Pancasila.

Melansir Kompas.com inilah fakta di balik lahirnya Pancasila

Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 1 Juni 1945, Soekarno secara berapi-api menyuarakan tentang perlunya Indonesia memiliki dasar negara yang menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, jika menilik sejarahnya, ada sejumlah tokoh lain yang berperan dalam menggagas dasar negara ini. Mereka saling memberikan gagasan terkait rumusan dasar negara ketika sidang BPUPKI berlangsung.

Berikut adalah fakta menarik dari lahirnya Pancasila :
1. Perenungan Soekarno di Ende

Rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.

Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni Bisa Dikirim via WhatsApp & Pasang Instagram - Facebook

Pergerakan Soekarno dan beberapa rekannya dianggap berbahaya oleh Belanda.

Hal ini membuat Belanda kembali mengasingkan Bung Karno setelah sebelumnya keluar dari Penjara Sukamiskin di Bandung.

Untuk sampai ke Ende, Soekarno menempuh delapan hari perjalanan dengan menggunakan kapal.

Belanda sengaja membuang Soekarno ke tempat yang jauh agar bisa memutus hubungan dengan para pejuang lain.

Pada 14 Januari 1934, Bung Karno bersama sang istri, Inggit Garnasih serta ibu mertua (Ibu Amsi) dan anak angkatnya, Ratna Djuami, tiba di rumah tahanan yang terletak di Kampung Ambugaga, Ende.

Dikutip dari buku Bung Karno dan Pancasila, Ilham dari Flores untuk Nusantara, Soekarno jadi lebih banyak berpikir daripada sebelumnya.

Dia mulai mempelajari lebih jauh soal agama Islam, hingga belajar pluralisme dengan bergaul bersama pastor di Ende.

Selain itu, Soekarno juga berkebun dan membaca. Dia juga mulai melukis dan menulis naskah pementasan drama.

Di sekitar lokasi pengasingannya, terdapat sebuah taman. Di taman inilah Bung Karno banyak merenung. Berawal dari situlah akhirnya nilai Pancasila bisa tercetuskan.

2. Pohon sukun dan Soekarno

Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir <a href='https://padang.tribunnews.com/tag/soekarno' title='Soekarno'>Soekarno</a> atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.

Di sekitar lokasi pengasingannya, terdapat sebuah taman.

Di taman inilah Bung Karno banyak merenung, di bawah sebuah pohon sukun.

Lokasi pohon tersebut berada sekitar 700 meter dari kediaman Soekarno.

Biasanya, Soekarno pergi ke tempat tersebut pada Jumat malam.

Saat ini, taman dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno atau sering disebut Taman Renungan Pancasila.

Lokasinya di Kelurahan Rukun Lima. Di taman tersebut, terdapat patung Soekarno duduk merenung di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut.

Pohon sukun yang ada di Tamman Renungan Bung Karno disebut Pohon Pancasila.

Pohon yang ada saat ini adalah pohon yang ditanam pada 1981, karena pohon yang asli sudah tumbang sejak 1960.

Sekarang kawasan Taman Renungan Soekarno dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kreasi seni dan budaya, serta diskusi.

3. Pencetus nama Pancasila

Setelah pengasingan dari Ende, Soekarno berhasil merumuskan apa yang disebut Pancasila.

Penamaan itu juga berdasarkan saran temannya yang notabene ahli bahasa.

Sampai saat in, tak diketahui secara pasti siapakah orang yang dimaksud oleh Soekarno.
Ketika merumuskan prinsip Pancasila, Soekarno merujuk pada hal yang berunsur simbolik.

Soekarno memberikan gambaran dari rukun Islam yang berjumlah lima, dengan lima jari. Selain itu panca indera dan tokoh pewayangan Pandawa yang berjumlah lima juga. Maka Soekarno membuat rumusan dalam lima butir.

Ide ini tak serta merta langsung diterima, namun ada tim yang merumuskan untuk mengkaji ulang usulan Soekarno.

Mereka adalah Soekarno, Muhammad Hatta, AA Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Wahid Hasyim, dan Muhammad Yamin.

Setelah perubahan, Pancasila menjadi dasar negara hingga saat ini.

4. Tokoh lain di balik Pancasila

Kebanyakan orang mengetahui bahwa sosok yang paling sentral mencetuskan Pancasila adalah Soekarno.

Namun, ternyata ada dua sosok lain yang berada dan pernah mengusulkan dasar negara, yakni Mohammad Yamin dan Soepomo.

Mohammad Yamin terpilih sebagai anggota BPUPKI pada 1945. Dalam sidang BPUPKI, Moh Yamin menjelaskan gagasannya.

Gagasan dasar negara yang diutarakan Moh Yamin ada lima, di antaranya perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Selain itu, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara.

Rancangan yang diajukan Yamin adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; kebangsaan persatuan Indonesia; rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; kerakyatan yang dipimpin oleh hHikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Soepomo juga menjadi anggota BPUPKI.

Lulusan hukum di Bataviasche Rechtsschool ini juga mengungkapkan rancangannya soal dasar negara.

Rancangan versi Soepomo meilputi persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perenungan Soekarno di Ende hingga Pohon Sukun, Fakta Unik Lahirnya Pancasila",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved