Corona Sumbar
Rapid Test atau Uji Swab untuk Calon Penumpang Pesawat, KKP Padang: Bisa ke Rumah Sakit/Klinik
Kepala KKP Kelas II Kota Padang Jalil Alfani mengatakan, calon penumpang bisa melakukan pemeriksaan rapid test atau swab mandiri
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
lihat foto
"Kalau gak ada, terpaksa harus menunda keberangkatannya. Itu sudah terjadi di penerbangan sebelumnya," tutur Jalil Alfani.
Jalil Alfani menegaskan, pihaknya tidak menganjurkan orang terbang pada situasi Pandemi Covid-19 saat ini.
Ia mengatakan sebaiknya tetap di rumah, tapi kalau ada kepentingan khusus, berarti ada beberapa orang yang punya suatu kepentingan yang dibolehkan, maka difasilitasi.
"Rapid test boleh walaupun secara ilmu yang disarankan PCR atau swab. Kalau rapid test itu sebentar mengurusnya," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday menyatakan hal yang sama.
Ia mengatakan, rapid test itu dikeluarkan oleh rumah sakit atau klinik.
Tetapi tergantung pihak rumah sakit atau klinik tersebut menyediakan atau tidak.
"Kalau mereka menyediakan tentu bayar," ucap Merry Yuliesday.
Ia menambahkan, saat ini Pemda Sumbar tidak menyediakan alat rapid test untuk sekarang ini karena jumlahnya sudah habis.
Tetapi bisa saja pemerintah kabupaten dan kota punya alat itu, membeli sendiri menggunakan APBD masing-masing.
"Kalau swasta ada SPH, dia beli sendiri. Bayar masyarakat umum yang ingin test rapid," tutur Merry Yuliesday.
Biaya rapid test tergantung rumah sakit, dan beda-beda, ada Rp 500 hingga Rp600 ribu untuk rapid test.
Kalau untuk swab, gratis disediakan oleh Pemerintah Provinsi.
"Ambil swab bisa di SPH, tapi pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Unand. 2 sampai tiga hari bisa didapatkan hasil," sebut Merry Yuliesday. (*)
