Berita Sumbar Hari Ini
Ribuan Babi Mati di Mentawai Sumbar, Bahayakah Virus ASF bagi Manusia? Begini Penjelasannya
Tewaskan Ribuan Babi di Mentawai, Berbahayakah Virus ASF bagi Manusia? Begini Penjelasannya
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Sumbar, Zed Abbas mengatakan, Virus Demam Babi Afrika atau ASF berbahaya bagi babi.
Namun ia menegaskan, bahwa penyakit ini tidak dapat ditularkan dari hewan ke manusia (bukan bersifat zoonosis).
"Dia tidak zoonosis, tidak menular kepada masyarakat," ungkap Zed Abbas.
• Paman Perbudak Siswi SMP, Bangun Pukul 4 Pagi Bersihkan Rumah Siapkan Makan Babi hingga Jaga Kios
Soal ribuan babi yang terkena virus ASF di Sipora, Mentawai, katanya setelah pihaknya ke lapangan sudah banyak yang dipotong.
Menurut dia hal itu tidak ada masalah dan tidak akan menimbulkan dampak negatif bila dikonsumsi.
Virus ASF hanya berdampak kepada babi saja.
"Tapi kalau mati tidak boleh dikonsumsi. Itu berbahaya."
"Kalau masih hidup dan mengalami gejala sakit seperti hilangnya nafsu makan, tidak masalah dipotong," tegasnya.
• Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Jelaskan Virus ASF Penyebab Ribuan Babi Mati
Zed Abbas mengatakan, saat ini ada kebiasaan yang perlu diperbaiki di Mentawai.
Dia menjelaskan, ada kebiasaan ketika memotong babi masyarakat berbagi.
Menurut dia itu sebetulnya bagus. Namun, hal itu dapat mempercepat penyebaran virus.
Dia memberi solusi, virus ASF kalau dipanaskaan dalam suhu 60 derajat saja, berarti virus sudah mati.
"Kalau tidak dipanaskan, virus ini bisa bertahan hingga enam bulan lamanya. Jadi memang virus ini bandel," ujar Zed Abbas.
• Ribuan Babi Mati di Sipora Mentawai, Diduga Akibat Wabah Virus Demam Babi Afrika
Dia menyarankan, jika masyarakat ingin berbagi pertama dimasak dulu dengan suhu 60 derajat celsius selama dua puluh menit. Lalu boleh dibagi.