Panti Asuhan Anak Mentawai Terbakar

Laptop dan Flashdisk Berisi Tugas Akhir Ikut Terbakar, Arif Berharap Keringanan Dosen Pembimbing

Arif mengetahui kebakaran dari pembina panti. Dirinya yang sedang di warnet segera ke asrama.

Penulis: Rima Kurniati | Editor: afrizal
tribunPadang.com/RimaKurniati
Arif Kurniawan penghuni panti asuhan anak Mentawai Al Falah di Parupuk Tabing. Flashdisk dan laptop yang berisi tugas akhir Arif ikut hangus terbakar, Jumat (7/3/2020) malam. 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Arif Kurniawan terduduk sendu di asrama panti asuhan anak Mentawai Al Falah di Parupuk Tabing Padang.

Asrama laki-laki di panti asuhan ini hangus terbakar Jumat (7/3/2020) malam.

Panti Asuhan Anak Mentawai di Padang Terbakar, Penghuni Putra Terpaksa Tidur di Luar Asrama Putri

Diduga Terbakar Akibat Korsleting, Asrama Panti Asuhan Anak Mentawai di Padang Dihuni 15 Orang

Sejumlah dokumen penting miliknya ikut terbakar. 

Mulai dari ijasah SD SMP dan SMA habis dilalap si jago merah. 

Kegundahan setelah asrama yang dihuninya terbakar semakin bertambah setelah mengetahui laptop dan flashdisk yang selama ini dipakainya ikut terbakar.  

 Laptop dan flashdish yang terbakar itu berisi tugas akhir miliknya.  

Laptop Arif Kurniawan, penghuni panti asuhan asal Mentawai "Al Falah" 

Arif Kurniawan merupakan mahasiswa semester 9 Universitas Negeri Padang (UNP) jurusan Pendidikan Teknik Pembangunan.

Saat ditemui TribunPadang.com, Sabtu (7/3/2020) Arif sedang duduk di ruangan tamu asrama perempuan anak panti asuhan asal Mentawai "Al Falah", tidak jauh dari lokasi kebakaran.

Arif tampak sendu.

"Rencana Maret ini seminar proposal, lalu penelitian dan Juni bisa segera wisuda," kata Arif Kurniawan, Sabtu (7/3/2020) di Padang.

Arif mengatakan semua ijazah sekolah dari SD, SMP, SMA ikut hangus terbakar.

"Semalam, 10 menit sebelum kebakaran saya ke warnet untuk ngeprint tugas," ungkapnya.

Arif mengetahui kebakaran dari pembina panti. Dirinya yang sedang di warnet segera ke asrama.

"Sampai di sini sudah rame, tidak bisa masuk untuk menyelamatkan lagi. Sudah habis semua. Lima menit kemudian baru damkar datang, barang sudah habis tidak ada yang bisa diselamatkan,"ungkapnya.

Arif mengungkapkan selama ini biaya kuliah dirinya berasal dari uang hasil kerja paruh waktu jasa fotocopy di Jalan Khatib Sulaiman.

"Saya terlambat masuk kuliah, karena kerja dulu untuk mengumpulin uang. Selama kuliah kerja juga, baru berhenti kerja September 2019, karena mau fokus skripsi" ungkapnya.

Arif mengungkapkan kedepannya dirinya akan konsultasi dengan pembimbing dan menjelaskan keadaan yang menimpa.

Arif berharap ada keringanan dari pembimbing.

"Kalau pusing tidak terlalu lagi karena keluarga sudah mendukung semua. Kalau filenya mungkin ada di gmail, tapi belum dicek juga. Kalaupun ada itu bukan data yang terakhir," ungkapnya (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved