Berita Padang Hari Ini
Biji Terbaik Dunia, Kini Saatnya L'ile Chocolate Bawa Cokelat Sumbar ke Kancah Internasional
Bijinya Terbaik Dunia, Kini Saatnya L'ile Chocolate Bawa Cokelat Sumbar ke Kancah Internasional
Penulis: Saridal Maijar | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Saridal Maijar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sumatera Barat (Sumbar) dikenal sebagai sentra kakao, bahkan diakui punya biji terbaik di dunia.
Namun sayangnya, selama ini di Sumbar tidak ada yang mengolah langsung menjadi cokelat batang.
Biji kakao yang dihasilkan oleh para petani langsung diekpor dan diolah di luar negeri.
Kini sudah tidak lagi. L'ile Chocolate hadir sebagai pengolah biji kakao pertama di Sumbar.
• Ada Coklat Rasa Rendang di Lile Chocolate Padang, Akan Hadir Rasa Keripik Balado, Berani Coba?
L'ile Chocolate adalah sebuah industri pengolahan cokelat yang berada di Jalan Thamrin Nomor 39, Alang Lawas, Kecamatan Padang Selatan, Padang.
Tak hanya pengolahan, di L'ile Chocolate juga menghadirkan museum hingga kafe cokelat.
Bisnis ini digagas oleh seorang wanita milenial yang bernama Pricilla Raysa Patana.
Berbekal ilmu yang ditimbanya di Inggris dan Prancis, Pricilla kini hadir bak pahlawan kakao di Ranah Minang.
Pricilla bercerita tentang motifasinya untuk mendirikan industri kakao di Sumbar.
Kakao memang tak asing lagi bagi Pricilla. Besar di Kota Padang, ia hampir setiap hari bergelimang dengan biji kakao.

• Lile Chocolate, Kafe Coklat dengan Berbagai Pilihan Menu Menarik
Betapa tidak, orangtuanya adalah pebisnis ulung, eksportir biji kakao di Sumbar.
"Orangtua saya eksportir kakao. Jadi sejak dari kecil saya sudah tahu dengan kakao," katanya saat ditemui di acara peresmian L'ile Chocolate, Rabu (27/2/2020).
Seolah bertentangan dengan orangtuanya, Pricilla sedikit tak setuju biji kakao Sumbar diekspor ke luar negeri.
Dia ingin biji kakao dari petani juga diolah menjadi cokelat batang di Sumbar.
Tak cukup di situ, Pricilla juga sempat ‘kesal’ ketika ia menjalani pendidikan di Inggris dan Prancis.
Di sana, kata dia, orang-orang selalu membanggakan cokelat yang diproduksi di negara-negara Eropa yang padahal bijinya dari Indonesia.
• Seekor Ular Sanca Naik Pesawat dari Padang ke Surabaya, Dinyatakan Sehat Setelah Diperiksa
“Jadi, pada saat saya sekolah di luar negeri, orang selalu bilang, Belgian Chocolate lah, Switzerland Chocolate, lah. Tapi mereka tak tahu di mana biji kakao itu berasal,” sebutnya.
Tapi, dirinya tahu bahwa cokelat yang diberi label Belgian Chocolate hingga Switzerland Chocolate itu bijinya dari Sumbar.
Pricilla mengakui, memang di daerah ia dibesarkan tidak ada pabrik pengolahan cokelat.
Selama ini, kata dia, Indonesia hanya sebagai penghasil bahan baku.
Padahal, menurut Pricilla, biji kakao yang berasal dari Sumbar adalah biji terbaik di dunia.
“Kita punya bahan baku yang berkualitas. Salah satu bahan baku dari petani kita itu sudah pernah mendapatkan penghargaan di Paris sebagai biji kakao terbaik di dunia,” ujarnya.

• Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Pemko Padang Gelar Pameran Bonsai Pertama di Padang 6-8 Maret 2020
“Setelah saya pulang dari sekolah di luar negeri, saya melihat ini potensinya ada. Tinggal pengolahannya," sambung Pricilla.
Berbekal ilmu dari Inggris dan Prancis itu, lalu ia mencari mesin hingga melakukan sedikit riset tentang proses pengolahan.
“Akhirnya kita langsung mengolahnya di sini,” sebutnya.
Ke depan, kata dia, di Sumbar tidak hanya jadi tempat penghasil biji kakao, tapi juga mengolah menjadi cokelat batang.
"Besok tidak Belgian Chocolate, Switzerland Chocolate lagi, tapi Cokelat Indonesia," ujarnya.
Ke depan Pricilla bercita-cita menjadikan cokelat batang dari biji kakao Sumbar yang diolah L’ile Chocolate sebagai yang terbaik di dunia.
• Cuaca Panas di Padang Capai 33 Derajat Celcius, BMKG: Potensi Hujan Baru Ada 2 Hari Lagi
Ia berencana mengikuti iven cokelat bergengsi di dunia, yakni International Chocolate Award.
“Biji yang telah diolah menjadi cokelat batang, kita ikutkan ke Internasional Chocolate Award,” ujarnya.
Bukan hal yang mudah untuk mewujudkan cita-cita itu. Sebab, ada banyak negara di dunia ini yang akan menjadi pesaingnya.
"Pesaingnya dari berbagai negara di dunia," ujarnya.
Tapi ia yakin bisa membawa cokelat Sumbar menjadi terbaik dunia karena memiliki sebuah nilai yang positif.
“Keunggulan kita, diproduksi di tempat kakao kita ditanam. Itu kita punya nilai positif untuk mengikuti award,” sebut dia.
Namun, untuk mewujudkan impiannya, Pricilla tak bisa sendirian. Ia meminta dukungan dari pemerintah daerah, perbankan hingga pelaku usaha.
• Puluhan Siswa Paud di Pesisir Selatan Diajarkan Cara Menanggulangi Kebakaran
Wali Kota Padang Mendukung
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah sangat mendukung apa yang telah dilakukan Pricilla.
“Kita men-support L’ile Chocolate. Inisiatornya milenial. Kalau kita ingin maju di masa depan, kita harus berikan perhatian kepada milenial,” ujarnya saat meresmikan L’ile Chocolate.
Mahyeldi begitu semangat mendengar apa yang dicita-citakan Pricilla untuk membawa cokelat Sumbar ke kancah internasional.
“Jangan hanya luar saja ke kita, tapi kita ke negara lain. Siapa yang bisa menundukkan dunia di mana depan? Yakni milenial saat ini,” sebut Mahyeldi.
Mahyeldi mengakui, selama ini Sumbar hanya sebagai penghasil biji kakao tanpa ada yang mengolahnya.
• Satpol PP Dapati 6 Siswa SMA di Pessel saat Merokok di Warung, Dihukum Hormat Bendera dan Push Up
“Selama ini tanam, petik, fermentasi lalu jual. Ternyata ada 10 langkah pengolahan coklat ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Mahyeldi langsung memberikan perintah kepada bawahannya untuk mendukung apa yang dilakukan Pricilla.
Satu per satu kepala dinas yang dimintanya untuk memberikan support agar L’ile Chocolate maju.
Mulai dari Kepala Dinas Pertanian hingga Kepala Dinas Pariwisata. “Pak kadis harus mendukung ke depan,” tegurnya.
Dia menyebut, potensi kakao di Sumbar sangat besar. Dari data yang disebutnya, ada 1.800 hektare perkebunan kakao di Sumbar.
"Nah, ketika sudah ada yang mengolah, maka ini akan menjadi motivasi bagi petani. Mendorong hulu hilir,” ujar Mahyeldi.(*)