BERITA POPULER SUMBAR
POPULER SUMBAR - Diduga Tilep Rp 1,5 M Infak Masjid Raya Sumbar untuk Ini| Mengarak Kitab Puisi
Hingga 24 jam terakhir, pemberitaan populer di Kanal Sumatera Barat portal TribunPadang.com tentan
Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Hingga 24 jam terakhir, pemberitaan populer di Kanal Sumatera Barat portal TribunPadang.com tentang Seorang ASN di lingkungan Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) diduga menilep uang infak Masjid Raya Sumbar.
Simak rangkungan sederet berita berikut ini;
1. Diduga Tilep Rp 1,5 M Infak Masjid Raya Sumbar untuk Foya-foya, Oknum ASN Ternyata Cuma Pakai Motor Usang
Seorang ASN di lingkungan Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) diduga menilep uang infak Masjid Raya Sumbar.
Uang umat yang diambil oleh oknum ASN tersebut ternyata digunakan untuk kegiatan diduga foya-foya.

Perbuatan pelaku yang sudah berlangsung bertahun-tahun, tak dicurigai oleh pengurus masjid karena pelaku pakai modus 'motor usang'.
Oknum ASN tersebut diduga menilap uang infak Masjid Raya Sumbar, BAZ dan APBD sejak 2013 hingga awal 2019.
Oknum ASN berinisial RNT tersebut menjalankan aksinya tanpa diketahui atasannya di Biro Bina Mental dan Kesra Setdaprov Sumbar.
Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Setdaprov Sumbar Syaifullah yang dilantik pada 11 Februari 2019, mengatakan perbuatan RNT terungkap pada 18 Maret 2019.
Kasus terungkap pada 18 Maret 2019. RNT menilep uang infak Masjid Raya sebesar Rp 862 juta, APBD Rp 629 juta, dan pajak 2018 Rp 56 juta," jelas Syaifullah.
Syaifullah menyebutkan, pengakuan RNT, dia menggunakan dana tersebut untuk foya-foya.
"Kalau pengakuannya memang begitu, tapi nanti di pengadilan bisa dilihat, ke rekening mana saja uang tersebut mengalir (transfer)," ungkap Syaifullah.
Berita selengkapnya klik di sini!
2. Mengarak Kitab Puisi Rohmantik Tiba di Kota Padang, Sumbar Hari ini
Pada Senin (24/2/20202) rangkaian dari agenda Mengarak Kitab Puisi Rohmantik tiba di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Sejauh ini, kitab puisi tersebut diarak selama tiga hari mulai 22-24 Februari 2020 yakni di tiga titik dari Payakumbuh, Kayutanam, dan Padang, Provinsi Sumbar.
Pada masing-masing titik dilakukan diskusi terhadap kitab puisi Rohmantik yang kemudian diikuti pembacaan puisi dan pertunjukan seni.

Dari rilis yang diterima TribunPadang.com, Minggu (23/2/2020) menyebutkan terkait Rohmantik adalah kitab puisi tunggal pertama Irman Syah, penyair nasional kelahiran Magek, 12 Oktober 1965.
Melalui rilis tersebut, Irman Syah mengatakan ketiga tempat tersebut termasuk titik penting dalam perjalanan kreatifnya.
Kitab puisinya tersebut diterbitkan oleh Jual Buku Sastra (Jbs) yang berbasis di Yogyakarta pada April 2019 yang memuat 50 judul puisi yang ditulis lebih kurang 33 tahun ia berproses.
Arak-arakan tersebut mengusung slogan “Poelang Kampus, Poelang ke Ragi”.
Dimulai di Kota Payakumbuh pada Sabtu (22/2/2020), Komunitas Seni Intro menjadi tempat perdana yang dilaksanakannya diskusi kitab puisi Rohmantik, dengan pembicara, yaitu Romi Zarman seorang penulis dan peneliti dan Yeni Purnama Sari alumni IAIN Imam Bonjol Padang. Diskusi akan dimoderatori oleh seorang penyair, Ilham Yusardi.
Pada kesempatan itu, Romi Zarman dalam makalahnya menjelaskan bahwa kelisanan kuat mempengaruhi Irman Syah. Menurutnya, Puisi-puisi dalam buku Rohmantik juga tidak terlepas dari simbol-simbol itu.
Selanjutnya, Sabtu malam (22/02/2020) pembacaan puisi dan pertunjukan seni digelar di di Lawang Kafe, Limapuluh Kota, yang dibawakan oleh beberapa penyair dan seniman yaitu, Sulaiman Juned, Indra Muhidin, Refdinal Muzan, Iyut Fitra, Muhammad Subhan, Okta Piliang, Adri Sandra, Ikhawanul Arif, Gus tf, S Metron M, dan penampilan Kelompok Legusa untuk musik puisi.(*)
Berita selengkapnya klik di sini!
3. Catatan Tahunan Nurani Perempuan:Ada 105 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Sepanjang 2019 di Sumbar
Nurani Perempuan Women’s Crisis Center mencatat ada 105 kasus kekerasan perempuan dan anak sepanjang 2019 di Sumbar.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Nurani Perempuan-Woman Crisis Center (WCC), Rahmi Meri Yanti menyebut dari 105 kasus, 98 korban/keluarga melaporkan kasus kekerasan berbasis gender sepanjang Januari hingga Desember 2019.

"Dari data itu terlihat, satu orang korban yang melaporkan kekerasan yang ia alami, terkadang mendapat kekerasan lebih dari satu," kata Rahmi Meri Yanti di Padang, Senin (24/2/2020).
Rahmi Meri Yanti merincikan, 105 kasus itu terdiri atas 47 kasus KDRT, perkosaan 25 kasus, pelecehan seksual 6 kasus, Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) 5 kasus, dan eksploitasi seksual 3 kasus.
Selain itu, pernikahan anak 2 kasus, sodomi 9 kasus, traffiking 2 kasus, eksploitasi pekerja anak 2 kasus , penganiayaan 1 kasus, dan non KTP-BG 3 kasus.
Rahmi Meri Yanti menyebut, khusus untuk kasus kekerasan seksual ada 51 kasus terdiri atas perkosaan, KTD, eksploitasi seksual, pernikahan anak, sodomi, dan trafficking tujuan seksual.
"Hingga tahun 2019, pelaku kekerasan terhadap perempuan paling banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat atau orang yang dikenal," ungkap Rahmi Meri Yanti.
Dikatakan Rahmi Meri Yanti, suami menjadi pelaku kekerasan yang paling banyak dilaporkan yakni 39 korban.
Selain itu, pacar (13 korban), ayah kandung (8 korban), tetangga (14 korban) dan majikan (6 korban).