Dokter Pertama yang Peringatkan Bahaya Virus Corona Meninggal, Pemerintah China Dituntut Minta Maaf
ahukah Anda, siapa orang pertama yang memperingatkan akan bahayanya virus corona?
TRIBUNPADANG.COM - Tahukah Anda, siapa orang pertama yang memperingatkan akan bahayanya virus corona?
Dia adalah Li Wenliang, seorang dokter di China.
Dia menjadi dokter pertama yang memberikan peringatan tentang adanya bahaya virus mirip SARS di China.
Ia menyampaikan peringatan tersebut jauh sebelum epidemi virus corona melanda dan merebak di seluruh daratan China.
• Terungkap Inilah Penyebab Kenapa Warga Indonesia Tidak Ada yang Terkena Virus Corona, WHO Khawatir
Sayangnya, pemerintah bukan mempercayai ucapannya, dan malah meminta Li untuk tutup mulut.
Bahkan, pemerintah menyebutkan bahwa peringatan Li adalah sebuah tindakan ilegal.
Lalu kini, Dokter Li Wenliang, meninggal dunia pada usia 34 tahun, setelah ia berjuang melawan virus corona.
Li adalah salah satu dokter pertama yang mencoba berbagi informasi tentang virus corona hanya untuk ditegur oleh polisi Wuhan.
Melansir South China Morning Post, Rumah Sakit Pusat Wuhan awalnya membantah laporan bahwa Li sudah tiada.
• Niatnya Ingin Viral hingga Teriak Derita Virus Corona Dalam Pesawat, Shock Saat Tak Ada yang Tertawa
Ia mengatakan bahwa Dr. Li dalam “kondisi kritis”, sebelum akhirnya memastikan bahwa ia benar-benar telah meninggal dunia.
Li dikabarkan meninggal pada Jumat pagi (7/2/2020), pukul 2:58 waktu setempat.
Dr Li meninggal setelah ikut terinfeksi virus corona dan berjuang melawannya.
“Dalam perang melawan epidemi pneumonia dari infeksi coronavirus baru, dokter mata rumah sakit kami, Li Wenliang, sayangnya terinfeksi," kata pihak rumah sakit di akun resmi Weibo.
"Dia meninggal setelah semua upaya yang kami lakukan untuk menyadarkannya. Kami sangat berduka atas kematiannya,” kata pihak rumah sakit.
• Tidak Pernah Melakukan Perjalanan ke China, Satu Orang WNI di Singapura Positif Terkena Virus Corona
Hampir seluruh media China dan lembaga kesehatan yang berjuang menangani pasien virus corona merasa sedih dan kehilangan.
Mereka berkabung usai mengetahui salah satu pahlawannya yang berdiri di garis depan demi pasien corona, telah berpulang.
Sebelumnya, beberapa media telah mengabarkan kematian dr. Li Wenliang (meskipun dibantah pihak rumah sakit), sehingga memicu respon bela sungkawa dari beberapa lembaga.
"Kami sangat menyesal mendengar hilangnya pekerja garis depan mana pun yang berkomitmen untuk merawat pasien."
"Kita harus merayakan hidupnya dan meratapi kematiannya dengan rekan-rekannya," kata Michael Ryan, direktur program kedaruratan kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan saat briefing pada hari Kamis.
• Tak Punya Riwayat Perjalanan ke China Seorang WNI di Singapura Positif Virus Corona
Netizen Tiongkok di media sosial marah besar atas kematian dr. Li, beberapa dari mereka berduka dan menyalakan lilin untuk berdoa.
Netizen yang lainnya menuntut pemerintah China untuk meminta maaf atas perlakuannya kepa dr. Li.
“Tak ada satupun polisi yang pernah meminta maaf kepada Anda."
"Anda bisa menjadi pahlawan nasional, tetapi tugas mulia telah merenggut nyawa Anda, bersama dengan beberapa ratus nyawa tak berdosa, sementara mereka melalaikannya (peringatan Li),” kata seorang pengguna di Weibo.
Seperti diketahui, pada 30 Desember 2019 lalu, Li sempat memperingatkan teman-teman sekolah kedokterannya dalam sebuah grup obrolan online, bahwa ia menemukan adanya penyakit mirip SARS.
• Akibat Virus Corona, Wisatawan Asal China Tidak Dapat Didatangkan Melihat Festival Cap Go Meh 2020
Li menyebutkan bahwa penyakit tersebut telah melanda beberapa pasien di rumah sakit Wuhan dan semuanya dikarantina di unit gawat darurat.
Pada hari yang sama ketika dr. Li menyampaikan pesannya, otoritas kesehatan setempat mengumumkan bahwa kota tersebut telah mengkonfirmasi 27 kasus virus jenis baru, kebanyakan dari mereka terkait dengan pasar makanan laut.
Namun sayangnya, Li, bersama dengan tujuh orang lain yang berbagi informasi tentang wabah tersebut, termasuk setidaknya tiga dokter lain, justru dipanggil polisi setempat.
Mereka dipaksa untuk menandatangani surat yang berjanji untuk tidak membuat pengungkapan lebih lanjut mengenai penyakit ini.
Pada awal Januari, CCTV, juru bicara Partai Komunis menuduh delapan orang di Wuhan telah menyebarkan apa yang oleh pemerintah disebut "rumor."
• Akibat Virus Corona, Wisatawan Asal China Tidak Dapat Didatangkan Melihat Festival Cap Go Meh 2020
"Cyberspace sama sekali bukan perbatasan tanpa hukum, polisi tidak memiliki toleransi terhadap tindakan ilegal memalsukan atau menyebarkan desas-desus yang mengganggu ketertiban sosial," kata pihak berwenang menanggapi peringatan dr. Li dan kawan-kawannya.
Dalam sebuah pos Weibo yang membahas cara menyampaikan berita dan interaksinya dengan polisi, Li mengatakan ia kembali bekerja pada 3 Januari setelah polisi menegurnya.
Namun beberapa hari kemudian, Li mulai menunjukkan gejala yang sama dengan pasien.
Ia diketahui mulai batuk pada 10 Januari 2020 lalu.
Sementara Li yakin dengan gejala pasien yang mirip SARS dan khawatir soal penyebarannya, pemerintah justru bersikeras bahwa virus jenis baru itu hanya menular dari hewan, dan tak ada penularan yang terjadi antar manusia.
“Saya demam pada 11 Januari dan dirawat di rumah sakit pada hari berikutnya."
"Saat itu, pemerintah masih bersikeras bahwa tidak ada penularan dari manusia ke manusia, dan mengatakan tidak ada staf medis yang terinfeksi. Saya hanya bingung, ” kata Li dalam postingannya di Weibo, dikutip dari South China Morning Post.
• UPDATE Dampak Virus Corona Selasa 4 Februari 2020: 426 Meninggal Dunia, 20.624 Orang Terinfeksi
Pada akhirnya, Li ditemukan terinfeksi virus corona pada hari Sabtu (11/1/2020).
“Tes virus saya masih negatif, tetapi saya kesulitan bernapas, saya hampir tidak bisa bergerak. Orang tua saya juga dirawat di rumah sakit, ”kata Li pada Weibo sehari sebelum dia didiagnosis terinfeksi.
Pada hari yang sama, Li juga melampirkan teguran yang ia tandatangani pada 3 Januari, teguran dari pihak kepolisian yang melarangnya membicarakan 'rumor virus berbahaya'.
"Kami dengan sungguh-sungguh memperingatkan Anda bahwa jika Anda tetap memegang senjata dan tetap tidak sabar, dan terus melakukan kegiatan ilegal, Anda akan dihukum oleh hukum," tulis polisi Wuhan dalam teguran tersebut.
Dokter Li Wenliang, kini telah meninggal dunia setelah peringatannya diabaikan oleh pemerintah China.
Sementara ia telah tiada, masyarakat akan selalu melihatnya sebagai pahlawan, meskipun ia diabaikan.
Adapun hingga Jumat (7/2/2020), virus corona telah menginfeksi 31.477 orang, menyebabkan 638 kematian, dan telah menyebar di 2 negara lain di luar China.(*)
Artikel ini sudah tayang di Sosok.id dengan judul Nahas Nasib Li Weinlang, Orang Pertama yang Peringatkan Bahaya Wabah Virus Corona Ini Telah Berpulang, Netizen Tuntut Permintaan Maaf Pemerintah pada Sang Pahlawan