Polisi Gadungan di Padang
Ngaku Nipu karena Faktor Ekonomi Jenderal Polisi Gadungan di Padang Malah Pakai Uang untuk DP Pajero
Ngaku Bisa Luluskan ke Akpol Polisi Jenderal Gadungan Tipu Warga Rp 310 Juta, DP Pajero hingga CBR
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Mengaku sebagai polisi dengan berpangkat Jenderal, seorang pria di Padang menipu warga hingga mendapatkan uang sebesar Rp 310 juta.
Dalam aksinya, pelaku inisial WH (39) mengaku melakukan aksi penipuan terhadap korban yang akan masuk pendaftaran polisi Akpol sendirian.
• Brigjen Polisi Gadungan Semenjak 2016 Sudah Jadi Kombes Gadungan, Beli Atribut di Pasar
• BREAKING NEWS - Brigjen Polisi Gadungan Dibekuk Kapolsek Koto Tangah dan Anggotanya
Uang ratusan juta yang didapatkan pelaku pun langsung digunakan untuk membeli sejumlah barang.
Termasuk dijadikan uang muka (DP) mobil mewah.
Polisi gadungan berpangkat jenderal di Padang ini mengaku menggunakan uang hasil menipu membeli mobil, jam tangan hingga membayar kontrakan rumah.
Inilah rincian penggunaan uang yang diperoleh WH.
- Membayar DP pembelian mobil Grand Vitara warna hitam dan DP mobil Pajero warna hitam Rp 55 juta.
- Membayar DP sepeda motor CBR 250 CC warna hitam Rp 15 juta.
- Membeli barang elektronik seperti televisi, kulkas, dan handphone merek Samsung A8.
- Biaya kebutuhan pelaku sehari-hari Rp 3 juta.
Dihadirkan saat jumpa pers di Kantor Mapolresta Padang, Rabu (23/1/2020) WH (39) mengaku uang itu sudah habis semua.
"Beli mobil, jangan tangan membayar kontrakan rumah dan segalanya. Ya habis semuanya," katanya.
Dalam aksinya WH melengkapi diri dengan atribut topi dengan bintang satu.
Sementara tanda pengenal hasil editan sehingga muka dia yang tampak.
"Saya sendiri, saya pakai atribut hanya topi bintang satu. Id card saya buat sendiri. Diedit, jadi kepala fotonya yang diganti dengan saya," ujarnya.
Kapolresta Padang, Kombes Pol Yulmar Try Himawan mengatakan WH diamankan karena mengaku sebagai Jenderal bintang satu dari Mabes Polri.
"Alamat pelaku berinisial WH (39) di Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Diamankan karena mengaku Jenderal bintang satu dari Mabes Polri. Kita tangkap dalam kasus penipuan," ujarnya.
Pelaku diamankan Rabu (22/1/2020), kemarin oleh Polsek Koto Tangah.
"Total untuk proses yang dikeluarkan oleh korban untuk mengurus proses rekrutmen anak korban untuk masuk Akpol sebanyak Rp 310 juta," katanya.
WH (39), seorang warga sipil di Padang, yang mengaku-ngaku anggota Polri berpangkat Jenderal bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi diamankan jajaran Polsek Kota Tangah, Polresta Padang, Kepolisian Daerah Sumbar (Polda Sumbar) baru-baru ini.
Kepada petugas penyidik kepolisian, yang bersangkutan (WH) mengaku melakukan hal tersebut karena faktor ekonomi.
Sebelumnya, WH (39) diamankan pada Rabu (22/1/2020) di sebuah rumah kontrakan Perumahan Lubuk Intan Blok N Rt 05/Rw 03, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
Pada saat jumpa pers di Mapolresta Padang, WH (39) mengaku bahwa yang ia lakukan itu adalah keinginannya sendiri.
"Idenya dari saya sendiri, dan itu karena faktor ekonomi. Untuk Brigadir saya tidak tahu, namun kalau Akpol Rp 300.500.000," katanya.
Ditanyai kepada WH, apakah sudah banyak berhasil, ia malahan menjawab banyak yang tidak berhasil.
Ia mengaku bahwa bukan dirinya yang menawarkan, melainkan korban yang memintai bantuannya.
"Ya modusnya saya baik-baik saja, ya sopan dan tidak ada pemaksaan. Dia (korban), yang minta sama saya untuk masuk polisi. Kalau ada kesempatan, itu saya tolong," katanya.
Ia menjelaskan bahwa ia tidak memaksa atau menyebarkan informasi atau mengajak orang untuk jadi anggota polisi.
"Saya tidak mengatakan mau gak, mau gak masuk Polisi. Kan tidak ada. Jadi, saya kenal dia, di warung dia," ujarnya.
Dikatakannya bahwa saat korban kenal dengannya, dan korban bertanya kepada pelaku apakah ia polisi.
"Saya iyakan saja. Lalu dimintanya nomor saya," katanya.
Ia juga menceritakan bahwa korban sempat berkelahi dengan tetangganya yang juga merupakan Polisi.
"Jadi, dia ada masalah dengan tetangganya. Karena saya tidak polisi, saya beri saja saran. Karena dia tahu saya Polisi dan dia ada masalah dengan tetangganya, dia akhirnya menghubungi saya," ujarnya.(*)