Terlanjur Beredar, Kue Kering Ini Ternyata Pakai Telur Busuk Selama 5 Tahun, Pabriknya Kini Disegel
Terlanjur Beredar, Kue Kering Ini Ternyata Pakai Telur Busuk Selama 5 Tahun, Pabriknya Kini Disegel Polisi
Terlanjur Beredar, Kue Kering Ini Ternyata Pakai Telur Busuk Selama 5 Tahun, Pabriknya Kini Disegel Polisi
TRIBUNPADANG.COM - Sebuah tempat usaha kue kering yang berlokasi di Desa Tukum, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur disegel polisi.
Tidak hanya tempat usahanya yang ditutup paksa, polisi juga menetapkan pemilik usaha pembuatan kue kering berinisial IS sebagai tersangka.
Tim Resmob Jogoboyo Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim mengungkapkan, pengusaha industri kue kering atau kue bolot tersebut diduga menggunakan telur busuk sebagai bahan campuran pembuatan kue.
• Penuturan Tetangga yang Memandikan Jenazah Lina Mantan Istri Sule, Ini Petikan Wawancara
Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pitra Ratulangie didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko dan Kapolres Lumajang AKBP Ade Wira Siregar, staf dinas peternakan, peternakan, kesehatan dan perdagangan pun turut hadir pada pelaksanaan konferensi pers, Selasa (7/1/2020) di Lumajang.
Dikutip dari laman ofisial Portal Berita Resmi Polda Jatim, operasi tersebut dilakukan pada Jumat 3 Januari 2020, sekitar Pukul 08.30 WIB.
Kala itu anggota Unit II Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim berhasil mengamankan tersangka berinisial IS warga Desa Munder, KelurahanTukum, Kecamatn Tekung, Kabupaten Lumajang.
Tindakan perusahaan ini sendiri melanggar UU RI No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

• 6 Bulan Nikah, Wanita Ini Bunuh Diri Setelah Lihat Pesan Seorang Pria di Ponsel Suaminya, Ternyata?
Tersangka diduga keras memproduksi bahan makanan berupa kue bidaran merek Garuda yang berbahan telur busuk yang dibeli dari Probolinggo, Seli, alamat Desa Banyuanyar Probilinggo dengan harga Rp. 300 per butir.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Pitra Andrias Ratulangi mengatakan, IS sudah menjalankan usaha pembuatan kue kering itu sejak 2014.
"Berdasarkan keterangan IS, telur-telur busuk itu diperoleh dari seseorang yang berinisial S dari Probolinggo dengan harga Rp 300 per butir yang dikirim setiap seminggu dua kali dengan jumlah sekitar 3.000 hingga 5.000 butir sekali kirim," terangnya.
Dengan menggunakan bahan dasar tak layak konsumsi dan berpotensi mengancam kesehatan itu, ia dalam sebulan dapat meraup keuntungan hingga mencapai puluhan juta rupiah.
• 30 Tahun jadi Muazin, Tgk Nurdin Meninggal Dunia saat Azan Subuh, Fotonya Viral di Medsos
Hasil produksi sendiri diedarkan ke Probolinggo, Jember dan masyarakat sekitar Lumajang.
"Rumah produksi makanan ringan itu beromset puluhan juta per bulannya karena berdasarkan pengakuannya, produksi dilakukan seminggu empat kali dan dalam sekali produksi bisa mendapatkan omset Rp 4,5 juta yang diedarkan di wilayah Tapal kuda," jelasnya.
Sementara itu seperti dikutip dari Kompas TV, pengungkapan kasus itu berawal dari laporan warga yang merasa resah dengan aktivitas pabrik.