Tujuh Kisah Pemelihara Ular Mulai dari Tidur Bersama hingga Tewas Saat Mandikan Ular

BAGI sebagian masyarakat, ular dianggap sebagai binatang mengerikan. Ular kobra dan ular derik ditakuti karena memiliki

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN
Iin Ayu (55) mengoleksi berbagai macam ular di garasi rumahnya Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

“Walau sudah memasuki hari kedua, namun kami tetap yakin bahwa anak kami belum meninggal, karena badannya masih hangat dan berkeringat,” katanya.

Rizky akhirnya dimakamkan oleh keluarganya pada Kamis (12/7/2019) di Pemakaman Muslim, Palangkaraya.

5. Sepuluh tahun berdampingan dengan 10 ular sanca

Berawal dari melihat foto seekor ular kecil di media sosial, pria bernama Munding Aji (30) jatuh hati. Saat itu usia Munding baru 20 tahun. Ular yang kemudian ia beri nama Syahrini tersebut, ia rawat sepenuh hati.

Sepuluh tahun kemudian, Syahrini tumbuh hingga panjangnya mencapai 9 meter.

Selain Syahrini, pemuda asal Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen itu juga hidup berdampingan dengan sembilan ular lainnya.

Munding Aji (30), pemuda asal RT 002, RW 001, Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah, saat bergumul dengan ular sanca batik (Pyton reticulatus) raksasa koleksinya, Kamis (21/6/2018).
Munding Aji (30), pemuda asal RT 002, RW 001, Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah, saat bergumul dengan ular sanca batik (Pyton reticulatus) raksasa koleksinya, Kamis (21/6/2018). (KOMPAS.COM/IQBAL FAHMI)

Seluruhnya berjenis sanca batik (Pyton reticulatus). Ular-ular tersebut juga diberi nama Shelly, Jenny, Cindy, Vira, Amel, Rambo hingga Faldi.

“Yang paling tua itu Rambo dan Syahrini, sudah 10 tahun, panjangnya sekitar 9 meter dan diameter perut 60 centimeter, tapi kalau makan (ukuran perut) bisa elastis sampai empat kali lipat,” ujarnya.

Hobi Munding mengoleksi ular sempat menuai kekhawatiran. Masyarakat dan keluarga sempat was-was dengan keberadaan ular-ular itu.

"Tapi karena lihat saya biasa saja memegang ular-ular saya, akhirnya mereka penasaran juga, begitu pegang akhirnya jatuh cinta juga,” katanya.

Merawat ular, lanjutnya, bukan perkara sulit.

Hanya saja, ia harus mengeluarkan banyak biaya pakan. Jika dikalkulasi, Munding harus menyediakan minimal 100 ekor ayam atau setara Rp 3 juta untuk pakan ularnya.

Bagi Munding, ular-ular itu sudah seperti kawan. Tak jarang ia tidur dengan ular-ular itu di kandang mereka. “

Ular saya sering saya bawa masuk rumah, kadang saya yang sengaja begadang di dalam kandang, pernah juga tidur bareng ular di kandang,” katanya.

6. Berbagi rumah dengan lima ekor Sanca

Ade Setiawan, warga Pademangan penghobi ular yang mengoleksi lima ekor ular sanca, memasukkan salah satu ular sancanya ke dalam kandang, Kamis (14/2/2019).
Ade Setiawan, warga Pademangan penghobi ular yang mengoleksi lima ekor ular sanca, memasukkan salah satu ular sancanya ke dalam kandang, Kamis (14/2/2019). (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)

Ade Setiawan (46), warga Pademangan, Jakarta Utara memelihara ular sanca sejak tahun 2016.

Ular pertamanya ia beri nama Kliwon. Saat pertama kali dipelihara, panjang Kliwon 80 sentimeter.

Kini Kliwon memiliki panjang mencapai 4 meter. Tak hanya Kliwon, ia juga memelihara ular sanca lainnya.

Ade menyisihkan tempat bernaung bagi sanca-sanca tersebut meskipun keluarganya tinggal di pemukiman padat penduduk.

Ia membuat kandang seluas 0,72 meter persegi di depan rumahnya. Hobi Ade mengundang perhatian tetangganya.

Salah seorang tetangga Ade, Ogeng mengaku banyak anak kecil ingin menyaksikan ular peliharaannya.

"Enggak ada yang takut, kadang-kadang malah megang. Anak saya baru enam tahun juga sudah minta foto. Ya jadi hiburan juga buat warga. Kalau dilepas langsung pada berebut pengin lihat," katanya.

7. Dikubur berdampingan dengan ular kesayangannya

Jana, warga Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tewas dililit ular sanca peliharaannya.
Jana, warga Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tewas dililit ular sanca peliharaannya. (Handout/dok Tribun Jabar)

Warga Desa Padasuka, Kutawaringin, Kabupaten Bandung Jana (42) memelihara ular sanca seberat 17 kilogram dan panjang tiga meter.

Namun ular yang dirawatnya tersebut melilitnya hingga tewas pada Jumat (21/6/2019).

Jana dililit saat ia tengah memandikan sanca tersebut. Ular sanca itu kemudian kabur melalui selokan dan dibunuh oleh warga.

Jana pun dikubur bersebelahan dengan ular sanca kesayangannya.

Istri Jana Elah mengatakan, tewasnya Jana diketahui pertama kali oleh anaknya.

Anak Jana terkejut mendapati ayahnya tengkurap di lantai dan ular sanca tak jauh dari jasad Jana.

"Saya pasrah saja melihat suami tewas gara-gara ular, sudah takdir," kata istri Jana.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Kisah Pemelihara Ular di Sejumlah Daerah, dari Tidur Bersama hingga Tewas Saat Mandikan Ular"

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain, Citra Indriani, Putra Prima Perdana, Kurnia Tarigan, M.Iqbal Fahmi, Ardito Ramadhan, Michael Hangga Wismabrata | Editor: Khairina, Erwin Hutapea, Rachmawati, Caroline Damanik, Andri Donnal Putera, Farid Assifa)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved