Tujuh Kisah Pemelihara Ular Mulai dari Tidur Bersama hingga Tewas Saat Mandikan Ular

BAGI sebagian masyarakat, ular dianggap sebagai binatang mengerikan. Ular kobra dan ular derik ditakuti karena memiliki

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN
Iin Ayu (55) mengoleksi berbagai macam ular di garasi rumahnya Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

Bermula dari menemukan beberapa ekor ular di rumahnya, Steve Ewon menggagas rumah ular di Kampung Cisarua, Desa Kertawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar).

Steve Ewon bersama kedua anaknya tengah bermain dengan ular jenis Python Reticulatus atau lebih dikenal dengan nama Sanca Kembang di Rumah Ular.
Steve Ewon bersama kedua anaknya tengah bermain dengan ular jenis Python Reticulatus atau lebih dikenal dengan nama Sanca Kembang di Rumah Ular. (KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA)

Rumah ular dibangun di lahan 100 meter persegi. Sebuah pagar pembatas mengelilingi tempat tersebut.

Keprihatinan Steve Ewon pada habitat ular juga melandasi hadirnya rumah ular ini. Ia berharap tempat tersebut dapat menjadi ruang pelestarian ular.

Steve prihatin, banyak hutan yang saat ini fungsinya diubah menjadi kebun sawit maupun perumahan.

"Bisa jadi ular cuma hanya didengar sebagai cerita saja oleh anak cucu kita. Selain melestarikan, tempat ini juga sebagai simulasi saja kalau ular bisa dipelihara. Tapi sebaiknya jangan dipelihara jika tidak memiliki ilmunya,” bebernya, Rabu (26/6/2019).

Tak kurang 12 ekor ular sanca telah menjadi penghuni rumah ular yang dibuat pria asal Majalengka, Jawa Barat tersebut.

Dalam kurun waktu satu minggu, setidaknya Steve Ewon menyediakan 30 ekor ayam.

Masyarakat dan komunitas biasanya juga mendonasikan ayam untuk pakan ularnya.

4. Rizky tewas dipatuk ular kobra peliharaannya

Rizky, pemuda asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah menyelamatkan dan merawat seekor king kobra saat banjir melanda daerah tersebut.

Foto Rizky sedang bermain dengan ular king cobra saat Car Free Day (CFD) di Bundaran Besar Palangkaraya, Minggu (8/7/2018).
Foto Rizky sedang bermain dengan ular king cobra saat Car Free Day (CFD) di Bundaran Besar Palangkaraya, Minggu (8/7/2018). (Handout/Rizky Ahmad)

King kobra sepanjang tiga meter itu ia temukan terjerat jaring penangkap ikan milik warga.

Lebih dari satu bulan, Rizky yakin ular kobranya sudah cukup jinak. Ia pun membawa ular tersebut ke Car Free Day (CFD) di Bundaran Besar Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Pada Minggu (8/7/2019) adalah hari nahas bagi Rizky. Ia tewas setelah king kobra itu mematuk lengan kanan Rizky saat beratraksi di CFD. Usai dipatuk, Rizky masih melanjutkan atraksinya.

Tak berselang lama, ia lemas, ambruk dan dilarikan ke rumah sakit. Meski pihak rumah sakit menyatakan Rizky telah meninggal, namun keluarga tidak begitu saja menerima.

Keluarga masih mengupayakan ritual agar Rizky bisa pulih seperti semula.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved