Hari HIV Sedunia 2019 di Padang
Penularan HIV Hanya Bisa Melalui Perilaku Berisiko, Ini Pesan Dinkes Sumbar
Penularan HIV sebetulnya tidak melalui air liur, keringat, sentuhan, hingga ciuman.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Setelah positif dia mengaku sudah mendengar adanya ajakan dari Dinkes untuk melakukan tes HIV, tetapi dia mengindahkan.
"Alasannya bisa jadi, karena uang dan trend," ungkap Linarni Jamil.
Saat ini, Dinkes Sumbar lebih memberikan penekanan kepada orang tua untuk mendidik anak di rumah.
Menurut Linarni Jamil, lama kelamaan pengidap HIV bergeser.
"Dulu, umumnya yang datang ke pelayanan kesehatan rata-rata berusia 20-40 tahun. Tapi sekarang lama-lama bergeser. Ada anak SD yang disodomi ramai-ramai di Padang. Berawal dari menonton youtube berisikan konten pornografi," kata Linarni Jamil.
Linarni Jamil tak ingin, orang tua bangga melihat anaknya berdiam diri di rumah saja dan berkurung di dalam kamar, tapi mestinya anak-anak sudah mulai diberikan pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Intinya, jangan pernah ada yang menyentuh alat-alat vital di tubuh mereka, baik perempuan maupun laki laki.
"Sekarang anak usia PAUD Sudah diberi handphone.
Kadangkala, di akun media sosial, misalnya facebook tiba-tiba muncul konten pornografi. Pertama, mereka jijik. Tapi karena rasa ingin tahu, mereka membuka itu. Dan itu bisa menyebabkan kecanduan," jelasnya.
Makanya, pencegahan harus dimulai dari rumah terlebih dahulu.
Keluarga dan diri sendiri yang diselamatkan terlebih dahulu.
Baru kemudian, pencegahan dari Dinas Kesehatan yakni sesegera mungkin melakukan tes HIV.
Kemudian juga, selain populasi kunci, pemeriksaan juga dilakukan kepada populasi umum misalnya ibu hamil.
Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan dari ibu ke bayi.
Bagaimana agar tidak kematian yang terjadi? Maka minum obat seumur hidup.
Obatnya ialah obat antiretroviral yang digratiskan oleh pemerintah.