KISAH Bayi Berumur Sebulan Ini Bersama Kedua Orangtuanya di Padang Tatap Masa Depan

SEORANG bayi umur satu bulan terbaring lemah di Rumah Sakit Dr M Djamil Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
Istimewa/Dok.Keluarga
Seorang bayi umur satu bulan terbaring lemah di Rumah Sakit Dr M Djamil Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) hingga saat ini. 

SEORANG bayi umur satu bulan terbaring lemah di Rumah Sakit Dr M Djamil Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) hingga saat ini.

Tim medis yang mengalami si bayi adalah sindrom nefrotik (kongenital), yang telah mencapai tahap kronis.

Keluarga kecil dimaksud Rahayu Marsya (28) dan Andi Harianto (29) kali ini  berjuang untuk menyembuhkan buah hatinya.

Keluarga ini mendapat ujian, sehingga membutuhkan informasi tentang dimana adanya alat CAPD khusus untuk mencuci darah anak bayi.

Ditemui di sebuah kos dengan nomor rumah 22 di Jalan Perintis Kemerdekaan, Sawahan Timur, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Rahayu menceritakan keadaan anaknya.

Ia kos karena pihak rumah sakit (RS), yang kadang menelepon secara mendadak demi kesembuhan anaknya.

Selama ini, Rahayu dan keluarganya masih tinggal di Halaban, Solok, Sumbar.

Penerimaan Siswa Baru Tahun 2019/2020 Lewat Jalur Inklusi dan Jalur Online

Kapten sekaligus Bek Semen Padang Dipanggil untuk Perkuat Timnas Indonesia

"Namanya Khaira, anak kedua saya. Kalau yang kami harapkan adalah mendapatkan alat cuci darah itu ada dimana, itu harapan terbesar kami," kata Rahayu kepada TribunPadang.com, Selasa (12/11/2019).

Ia terharu terbawa emosi saat menceritakan bahwa dirinya tidak mungkin untuik membawa anaknya dalam keadaan sakit.

Pasangan yang sudah menikah hampir empat tahun ini sangat memerlukan informasi dimana ada dimana.

"Jadi, kami berharap bagaimana kami bisa mendapatkan informasi dimana alat tersebut ada. Seandaianya ada, akan kami jemput atau datang kesana," sebutnya.

Itulah tujuan Rahayu yang hanya ibu rumah tangga, dan Andi Harianto bekerja sebagai blogger untuk membuat website.

"Kalau yang lain, lantaran alatnya kami tidak tahu, jadi apakah akan dicover oleh BPJS atau tidak. Kami belum tahu apakah alat itu dibeli atau bagaimana. Itu yang belum kami ketahui sampai saat ini," ungkapnya.

Dijelaskannya bahwa untuk saat ini anaknya berada di Ruangan Nicu1 di RS M Djamil Padang.

Ia menceritakan bahwa anaknya sudah dirawat di ruangan Nicu1 selama 1 minggu lebih.

Selama di RS M Djamil dikatakannya sudah selama 20 hari, dan sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit di Solok selama enam hari.

Ia menyebutkan bahwa Khaira baru berumur 1 bulan, dan itu tepatnya pada tanggal (5/11/2019) yang lalu tepatnya berumur 1 bulan.

Ia juga sudah menggalang dana di portal kitabisa.com, dan jika ada yang mengetahui dimana ada alat CAPD khusus untuk anak bayi tersebut dapat menghubunginya lewat telepon (085265680709 / 085265606930).

Awal Khaira Masuk Rumah Sakit

"Anak saya sudah enam hari dirawat di Rumah Sakit Solok. Disitu anak saya diagnosa ada usus yang bermasalah, dan anak ini awalnya dari rumah muntah-muntah," ujarnya.

Ia membawa anaknya ke rumah sakit di Solok, lalu Dokter disana mengatakan adanya penyempitan di usus, sehingga makanan tidak masuk, sehingga terus-terusan muntah.

Rahayu menceritakan sekitar tiga hari Khaira dirawat, namun pipisnya tidak keluar, walaupun keluar, namun hanya sedikit.

"Lalu dipasang kateter, tapi tidak juga keluar pipis. Sedangkan, badannya semakin besar, berarti cairan perginya ke badan. Tidak lama, kata dokter anak saya dikatakan telah gagal ginjal," ujar Rahayu.

Khaira dikatakannya harus dirujuk ke rumah sakit (RS) di Padang, yaitu di RS M Djamil Padang.

Selanjutnya, pihak rumah sakit tersebut melakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan tersebut berupa pengambilan darah oleh Dokter Bedah kemudian operasi usus, lantaran sebelumnya yang bermasalah adalah ususnya.

Saat itu, Rahayu menjelaskan bahwa dokter memberi saran bahwa anaknya tidak membutuhkan operasi cepat, namun hari berikutnya dokter mengatakan bahwa biasanya ada sindrom.

"Waktu itu kami sudah sempat tanda tangan untuk melakukan operasi usus. Ternyata, dilihat terlebih dahulu keadaan anaknya," kata bunda.

Khaira pun diperiksa kembali, namun hingga sore belum ada kejelasan apakah jadi untuk diperiksa. Alhasil, si bayi itu gagal untuk dioperasi.

Rahayu mengatakan bahwa pipis Khaira tidak juga keluar. Jadi, ia menanyakan kembali akan masalah ginjal Khaira.

Dokter menjelaskan bahwa ginjal itu ada dua kemungkinan, yaitu gara-gara infeksi, dan, gara-gara emang bawaan gennya.

Rahayu kembali menanyakan apakah masiha da jalannya kepada dokter, dan Dokter menjelaskan jalannya transplantasi ginjal. Namun, susah mencari ginjalnya, dan dokternya juga susah.

Setelah beberapa hari di rumah sakit di Padang, Khaira drop, lalu dipindahkan ke ruangan Nicu1 RS M Djamil Padang.

Rahayu mengatakan bahwa alat untuk cuci darah untuk anak bayi tidak ada di rumah sakit, dan pihak rumah sakit yang mengusahakan untuk mengetahui posisi alatnya tadi.

Pihak rumah sakit juga tidak memiliki jalan lain, sehingga Rahayu meminta bantuan apakah ada yang mengetahui dimana ada alat tersebut.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved